KUNINGAN (MASS) – Yayasan Hibar Budaya Nusantara, bersama Wihendar Local Musica dan Aswa Record, baru-baru menggelar pagelaran musik orkestra etnik bertajuk “Orkestra Sisi Lembur” di Saung Kopi Hawwu, Rabu (26/3/2025) lalu. Acara ini diklaim menjadi gerakan nyata dalam memperkenalkan dan mendekatkan budaya kepada generasi muda di Kabupaten Kuningan.
Pagelaran ini diawali dengan sesi sharing session yang menghadirkan tiga narasumber inspiratif: Wihendar, Ammu Hanef, dan Dadan Aminudin Latif. Diskusi ini menggali latar belakang terciptanya acara serta visi besar yang ingin dicapai.
“Kita hari ini dijajah bukan lagi dengan senjata, tetapi melalui Food, Fashion, dan Finance. Dengan kolaborasi seperti ini, harapannya anak muda bisa lebih bangga terhadap budaya sendiri, khususnya budaya Sunda Kuningan,” ujar Dadan Aminudin Latif selaku Ketua Pembina Yayasan Hibar Budaya Nusantara sekaligus Owner Saung Kopi Hawwu.
Sebagai komposer utama, Wihendar juga menekankan pentingnya memahami perbedaan antara tradisi dan tradisional.
“Tradisi adalah cara kita memperlakukan sesuatu, sedangkan tradisional adalah objeknya. Yang paling penting adalah mengambil makna filosofisnya sebagai fondasi karakter generasi penerus,” tuturnya.
Sementara itu, Ammu Hanef dari Aswa Record memberikan dorongan bagi anak muda agar tidak ragu dalam mendekati budaya di tengah derasnya arus globalisasi.
“Buat yang masih bingung gimana caranya tertarik ke budaya, simpel: mulai aja dulu! Jangan takut salah,” pesannya.
Harmoni Budaya dalam Orkestra Sisi Lembur
Memasuki malam, acara berlanjut dengan pagelaran orkestra yang diawali dengan penyalaan meriam bambu dan penampilan Genjring dari Citangtu.
Puncaknya, persembahan spektakuler dari Wihendar Local Musica dengan sentuhan kolaboratif bersama Aswa Record menghadirkan harmoni yang memukau.
Pagelaran Orkestra Sisi Lembur diklaim menjadi bukti bahwa budaya lokal masih memiliki daya tarik kuat bagi generasi muda. Dengan semangat kolaborasi, diharapkan inisiatif seperti ini terus berlanjut, memperkuat identitas budaya di tengah arus modernisasi.(eki/rl)