KUNINGAN (MASS) – Sejumlah mahasiswa program studi PGSD Universitas Islam Al Ihya Kuningan melakukan kunjungan sekaligus pendalaman tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SDN 4 Kuningan.
Pendalaman tentang gerakan literasi itu, dilakukan 5 mahasiswa diantaranya Dela Fitaniya, Diah Istiqomah, Kholifah Nurfaidah, Suci Ramadhani dan Yuli Yuliawati. Pendalaman dilakukan dengan wawancara khusus dengan guru kelas 4.
Siti Yulia Sopyan S.Pd, selaku guru kelas 4 mengatakan, meski sekolah belum memiliki perpustakaan, namun semangat literasi harus tetap berkobar. Khususnya di SDN 4 Kuningan.
“Kami memang belum memiliki perpustakaan, tetapi kami tidak menjadikan itu sebagai halangan untuk membudayakan literasi di sekolah kami,” ungkap Siti pada para mahasiswi tersebut, Selasa, (6/5/2025).
Ia menambahkan, bahwa SDN 4 Kuningan telah mengembangkan solusi yang kreatif, dengan menyediakan pojok baca di beberapa ruang kelas. Pojok baca tersebut dilengkapi berbagai buku bacaan, sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan siswa.
“Di beberapa kelas, kami menyediakan pojok baca. Kami mengumpulkan buku-buku dari berbagai sumber, baik dari donasi maupun dari anggaran BOS. Meski sederhana, inisiatif ini sangat membantu meningkatkan minat baca anak-anak,” tambahnya.
Siti Yulia juga mengungkapkan, rencana kedepannya pihak sekolah akan mengadakan program MEMBATIK, Membaca Untuk Adik Kelas. MEMBATIK merupakan program dimana siswa kelas 4, 5, dan 6 akan membacakan buku cerita untuk adik-adik kelasnya. Program itu bertujuan untuk menumbuhkan kebiasaan membaca sekaligus mengajarkan nilai kepedulian dan berbagi pengetahuan.
“Kami berharap program ini tidak hanya meningkatkan minat baca, tetapi juga membangun karakter dan rasa tanggung jawab pada siswa kelas atas. Dan kami juga berharap suatu hari nanti bisa memiliki perpustakaan sendiri. Tetapi sampai saat itu tiba, kami akan terus berupaya memaksimalkan fasilitas yang ada dan mencari cara kreatif untuk membudayakan literasi,” ungkapnya.
Disamping itu, hasil dari wawancara tersebut bahwa SDN 4 Kuningan telah membuktikan, keterbatasan fasilitas bukan menjadi penghalang untuk membudayakan literasi. Dengan semangat dan kreativitas, mereka terus berupaya menumbuhkan kecintaan membaca pada siswa melalui berbagai inisiatif yang inspiratif. (rzl/mgg)