KUNINGAN (MASS) – Bertepatan dengan H-1 Lebaran Idul Fitri 1446 H atau 2025, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan tetap menunjukkan komitmennya dalam menjaga ketahanan pangan daerah. Salah satu bentuk nyata dari dedikasi tersebut yaitu Gerakan Pengendalian (Gerdal) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) terhadap penyakit kresek atau Hawar Daun Bakteri (BLB) yang menyerang tanaman padi.
Kepala Diskatan Kabupaten Kuningan, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si, turun langsung ke lapangan bersama timnya untuk memastikan pengendalian penyakit tersebut berjalan optimal. Kegiatan itu dilakukan di lahan seluas 15 hektare milik Kelompok Tani (Poktan) Babakan Cinambo, Desa Luragunglandeuh, Kecamatan Luragung.
Menurut Wahyu, penyakit kresek pada padi disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae, yang dapat menyerang tanaman pada berbagai fase pertumbuhan, mulai dari bibit hingga tanaman dewasa. Jika tidak ditangani dengan baik, serangan berat dapat menyebabkan puso dan mengakibatkan penurunan produksi padi secara signifikan. Sehingga, ia menilai pentingnya respons cepat dalam mengatasi serangan penyakit itu, meskipun saat ini merupakan masa libur Lebaran.
“Kita harus tetap responsif dalam menerima aduan dari masyarakat terkait serangan hama kresek. Saya sangat mengapresiasi semangat dan kepedulian semua pihak yang tetap berkomitmen dalam pengendalian OPT ini,” ujarnya, Minggu (30/3/2025).
Pada kegiatan tersebut, turut hadir Kepala UPTD Luragung, Kepala UPTD Brigade Proteksi, POPT Diskatan, serta para petani yang ikut berpartisipasi dalam aksi pengendalian. Selain pengendalian OPT, Wahyu juga menekankan pentingnya penggunaan benih bersertifikat sebagai langkah strategis dalam meningkatkan hasil pertanian. Benih unggul tidak hanya lebih tahan terhadap serangan penyakit tetapi juga memiliki siklus panen yang lebih cepat. Ia juga menyarankan metode semai culik dan bak semai sebagai cara efektif untuk mempercepat persemaian.
Untuk mendukung keberlanjutan produksi pangan, Pemerintah Kabupaten Kuningan telah menerapkan kebijakan strategis dalam pembelian Gabah Kering Panen (GKP) oleh Bulog dengan harga Rp6.500 per kilogram. Kebijakan itu memungkinkan petani untuk langsung menjual hasil panennya tanpa persyaratan kualitas yang ketat, sehingga mereka dapat segera melakukan penanaman kembali.
“Ini merupakan langkah strategis untuk mendukung petani agar bisa fokus pada siklus tanam berikutnya tanpa terkendala masalah pemasaran hasil panen. Dengan kebijakan ini, proses pertanian bisa lebih cepat dan menguntungkan bagi para petani,” tambah Wahyu.
Sebagai bagian dari inovasi dalam pengendalian OPT, Diskatan juga memperkenalkan alat semprot pestisida hasil modifikasi dari alat semprot cuci motor karya Pak Karyadi, salah satu anggota kelompok tani. Teknologi sederhana namun efektif itu diharapkan dapat membantu petani dalam melakukan pengendalian penyakit tanaman secara lebih efisien. (argi)