CIREBON (MASS) – Tradisi Memayu atau Ider-Ideran Buyut Trusmi di Kabupaten Cirebon kembali digelar, menjadi magnet bagi masyarakat setempat bahkan dari luar Cirebon. Acara yang berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Minggu, (22-23/11/2025), ternyata sengaja diikuti oleh 80 kuda dari Kuningan diberangkatkan untuk meramaikan perayaan budaya yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Pemprov Jabar melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud).
Tradisi ini selalu menyita perhatian banyak orang dan menjadi salah satu ciri khas di wilayah Trusmi. Kuda-kuda yang berangkat dari Kuningan diangkut menggunakan kolbak, yang menambah kemeriahan suasana disana. Banyak pengunjung yang berbondong-bondong datang untuk menyaksikan arak-arakan yang memang sarat dengan nilai-nilai budaya dan spiritualitas.
Salah satu pemilik kuda dari Kuningan Ugi Sugiana menjelaskan setiap tahun acara ini selalu diadakan. “Kami merasa terpanggil untuk ikut serta berkontribusi dalam tradisi ini. Apalagi Kuningan Mmenjadi penyumbang banyak kuda di sini,” ujarnya kala diwawancara kuninganmass.com pada Senin (24/11/2025).
Ia menambahkan tradisi ini bukan hanya sekadar event, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap leluhur. Meskipun merasa bangga, Ugi juga menyampaikan keprihatinan mengenai hilangnya beberapa tradisi serupa di Kuningan, salah satunya tradisi saptonan.
“Saya sangat menyesalkan beberapa tradisi yang sama di Kuningan kini tahun ini tidak diadakan. Harapannya, ke depan, ada upaya untuk melestarikan tradisi-tradisi tersebut,” ungkapnya.
Kemeriahan acara ini tidak hanya ditunjukkan oleh keberangkatan kuda-kuda dari Kuningan, tetapi juga oleh berbagai atraksi dan pertunjukan seni yang memikat hati pengunjung. Banyak masyarakat yang datang untuk merasakan nuansa kultural yang berbeda, serta menyaksikan para penari dan seniman lokal mempersembahkan karya mereka.
Selama dua hari pelaksanaan, pengunjung disajikan dengan berbagai kegiatan, antara lain arak-arakan kuda, pertunjukan musik tradisional, dan bazar kuliner khas Cirebon. Semua elemen ini menjadi satu kesatuan yang memperlihatkan betapa kayanya budaya yang perlu dilestarikan dan dijaga bersama.
Sebagai Warisan Budaya Tak Benda, tradisi Ider-Ideran Buyut Trusmi menjadi bukti warisan budaya harus terus dijaga oleh generasi penerus. “Kami ingin generasi muda mengenal dan mencintai budaya kita. Ini adalah identitas kita sebagai masyarakat,” pungkasnya. (raqib)
