KUNINGAN (MASS) – UPTD Pemadam Kebakaran (Damkar) Satpol PP Kabupaten Kuningan setidaknya sudah menangani 38 kasus kebakaran dalam rentan waktu 10 bulan terakhir atau terhitung sejak awal tahun 2025 hingga tanggal 29 Oktober 2025.
Tidak sedikit, kerugian akibat kebakaran itu bahkan mencapai milyaran rupiah. Hal itulah yang diungkap Kepala UPTD Damkar Kuningan, Andri Arga Kusumah, saat diwawancara kuninganmass.com di kantor UPTD Damkar Jl. Jend. Sudirman No. 45, Awirarangan, pada Rabu (29/10/2025).
Dikatakannya, Damkar Kuningan telah menangani 38 insiden kebakaran dengan kerugian yang diperkirakan mencapai 2 miliar rupiah. Ia juga mengatakan, umumnya terjadi kebakaran karena adanya konsleting arus listrik yang terjadi di berbagai wilayah di Kuningan.
“Insiden kebakaran 38 kali insiden ini dari berbagai wilayah di Kabupaten Kuningan dan umumnya disebabkan karena konsleting arus listrik dan juga ada yang karena kelainan manusia dari pembakaran sampah dan dari tungku dapur,” ujarnya.
Andri menjelaskan meskipun insiden kebakaran menjadi perhatian utama, ada juga kegiatan lain yang dilakukan oleh Damkar Kuningan termasuk 40 penyelamatan yang berkaitan dengan keselamatan masyarakat, termasuk evakuasi dan penanganan aduan masyarakat.
“Selain kebakaran itu penyelamatan dan evaluasi itu untuk keselamatan itu ada 40 penyelamatan yang sudah kami tangani dan untuk evakuasi,” tambahnya.
Salah satu masalah yang sering dilaporkan oleh masyarakat adalah adanya sarang tawon yang sampai hari itu sudah mencapai 60 penanganan yang telah dilakukan Damkar Kuningan, ini merupakan salah satu insiden yang cukup sering terjadi di lingkungan masyarakat.
“Penanganan dumas atau aduan masyarakat sarang tawon itu ada sampai 60 sampai sekarang dan itu mungkin itu yang paling banyak ya karena sering terjadi di lingkungan masyarakat”, tuturnya.
Selain itu, edukasi menjadi salah satu fokus utama Damkar Kuningan dalam upaya pencegahan kebakaran. Ia menyebutkan rutin melakukan edukasi kepada anak-anak, terutama di tingkat TK dan usia dini, agar mereka memahami bahaya kebakaran dan cara mencegahnya, termasuk juga melakukan simulasi dan pelatihan terkait proteksi kebakaran di desa-desa, sesuai permintaan dari masyarakat
“Biasanya kita edukasi Paling juga ke anak TK dan anak-anak usia dini yang kita edukasi sisanya kita juga ke desa-desa itupun gimana permintaan dari desa untuk melakukan edukasi simulasi dan pelatihan terkait proteksi kebakaran di wilayahnya,” pungkasnya. (raqib)
