KUNINGAN (MASS)- Perjuangan Pesik Kuningan di Liga 3 Indonesia Seri 2 Zona Jabar akhirnyat terhenti dibabak 8 besar. Bermain di kandang sendiri tim besutan Ade Lesmana itu kalah tipis 1-0 dari Sukabumi FC.
Gol tercipta pada menit-menit terakhir babak kedua. Pesik sendiri sejak menit ke 21 harus bermain dengan 10 pemain setelah Rafli keluar lapangan setelah mendapatkan kartu kuning kedua. Hal ini membuat permainan Pesik tidak berkembang.
Seperti diketahui laga sempat terhenti pada menit ke 24 babak kedua. Setelah official tim Pesik dan Pelatih menyerbu ke dalam lapangan setelah ada pemain Pesik yang disikut. Namun, wasit tidak memberikan kartu.
baca berita sebelumnya: https://kuninganmass.com/incident/laga-pesik-vs-sukabumi-fc-ricuh/
Hal ini yang memicu kericuhan. Bahkan Wabup HM Ridho Suganda sempat mengerjar wasit. Penonton dari tribun selatan pun masuk mengejar wasit. Ia meminta wasit memimpin pertandingan dengan benar.
Riak-riak kerusuhan sebenarnya sudah terlihat pada babak pertama ketika ada kartu merah untuk pemain Pesik . Offcial Tim Pesik tidak terima sehingga menyerang perangkat pertandingan dan berhasil diredam sehingga tidak memanjang.
“Saya menilai semua bersumber dari wasit yang tidak tegas mempin pertandingan. Mereka tidak tegas karena ada tekanan dari pemilik Klub Sukabumi FC yang juga Exco Kompetisi Asprov Jabar Sogong,” ujar Pelatih Pesik Ade Lesmana kepada wartawan, Minggu (17/11/2-19) sore usai pertandingan.
Ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri Sogong menyancam wasit kalau tidak benar akan dipecat. Hal ini membuat wasit merasa tertekan sehingga banyak keputusaan yang tidak benar.
“Saya tidak masalah kalah karena ini pertandingan. Kalau wasitnya benar laga tidak akan ricuh seperti ini,” jelasnya.
Diterangan, kartu merah bagi Rafli tidak seharusnya terjadi, karena kartu kuning pertama justru Rafli yang didorong dan yang kedua adalah aksi dorong-dorangan dalam kotak penalti ketika ada tendangan penjuru. Maka, wajar banyak protes terhadap kepemimpinan wasit.
Faktor kedua yang membuat Pesik kalah adalah cederanya Nano Supritana yang merupakan kapten tim. Terlepas kekalahan dari Sukabumi, Ade sebagai pelatih mengapresiasi perjuangan pemain karena sudah berjuang keras.
“Saya akan mengirim surat protes terkait kepempinan wasit yang sudah mencedrai pertandingan,” tambahnya.
Sementara itu, Pelatih Sukabumi FC Maftuh Mualana yang didampingi Manajer Tim Kiki Dinad Amalia mengaku, besryukur dengan hasil yang diperoleh. Terkait pertandingan ia menilai antara pemain kedua tim tidak terjadi kericuhan. Justru kericuhan terjadi setelah ada yang masuk ke lapangan.
“Mengenai Pak Sogong ( Exco Kompetisi Asprov Jabar H Hikmat Nuristiawan) memang pendiri Sukabumi FC. Tapi, sekarang diberikan kepada anaknya Kiki yang sekarang menjadi menajer sehingga tidak ada hubungan lagi. Apa yang dilakukan oleh Pak Sogong spontan melindungi anaknya dan pemain karena merasa dari Sukabumi,” tandas Maftuh.
Terpisah, Match Commisioner Juhro Achmad Sonjaya menilai tidak ada tekanan kepada perangkat pertandingan. Apabila dari Pesik ada keberatan tinggal melayangkan surat secara tertulis.
Dari pantauan kuninganmass.com, pada saat terhenti pertandingan sempat terjadi kericuhan lagi karena ada yang melempat botol kelapangan. Dengan sigap aparat keamanan mengamanakan pelaku sehingga bisa diredam.
Pasca pengamanan dan juga beberapa penonton keluar stadion pertandingan dilanjutkan kembali. Meski kalah pemain dan penonton tertib dan menerima hasil pertandingan. (agus)