KADUGEDE (MASS) — Spekulasi mengenai keracunan makanan MBG (Makanan Bergizi) sebagai penyebab kematian almarhumah Novi, siswi SMAN Kadugede, dibantah keras oleh pihak penyedia jasa katering. Kepala Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) Kecamatan Kadugede, Dimas Rizqi Rijalul Fikri, menjamin makanan yang disajikan kepada siswa 100% aman dan bergizi. Bantahan itu muncul setelah diketahui, almarhumah Novi ternyata tidak mengonsumsi makanan utama MBG yang dibagikan.
Saat awak media mengunjungi kantor SPPG sekitar pukul 09.30 WIB, diterima dan disambut hangat oleh petugas bernama Jeni. Sambil menunggu Kepala SPPG, di dalam ruangan awak media bertemu dengan seorang perempuan yang diketahui bernama Erna. Ia diketahui merupakan ibu mertua, salah satu Anggota DPRD Kuningan, sekaligus salah satu founder Dapur MBG di sana. Erna, yang juga seorang pensiunan pengawas sekolah, sempat sedikit mengelak terkait kepemilikian saat dikonfirmasi, namun diskusi mengenai program gizi tetap berlanjut sebelum Kepala SPPG turut bergabung.
Kepala SPPG Kecamatan Kadugede, Dimas Rizqi Rijalul Fikri, menjelaskan, timnya segera berkoordinasi dengan berbagai pihak setelah adanya pemberitaan dugaan tersebut
“Setelah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, khususnya sekolah, pic dan beberapa siswa temannya, ternyata almarhumah tidak memakan MBG yang telah dibagikan. Menurut penuturan temannya, ia hanya mengambil buah-buahannya saja,” ungkap Dimas Rizqi Rijalul Fikri saat ditemui di kantor SPPG Desa Tinggar, Senin (20/10/2025).
Dimas juga membantah, tiga siswa lain yang tidak masuk sekolah karena sakit memiliki kaitan dengan MBG.
“Penelusuran dilakukan, untuk siswa/i lainnya yang diduga keracunan ternyata bukan. Yang satu ada yang cedera, kemudian ada yang kecapean, dan yang satu amandelnya kambuh. Jadi bukan karena MBG,” jelasnya.
Pihak SPPG menjamin, menu makanan yang disajikan selalu diawasi ketat. Dimas memastikan sampel foto makanan dilaporkan ke pusat setiap harinya, menunjukkan update dan kontrol yang berkelanjutan.
Terkait pemberitaan sebelumnya yang menyebut menu hari itu adalah ‘Ayam Kering’ yang memicu dugaan keracunan, SPPG mengklarifikasi informasi tersebut keliru.
“Menu sebenarnya adalah Ayam Gulai Kemangi (pasti basah),” terang Dimas, mengoreksi kekeliruan isu di lapangan.
Dimas mengungkapkan, pihaknya segera berkoordinasi dengan berbagai pihak setelah adanya pemberitaan dugaan keracunan itu. Sebab, mereka mengaku tidak menerima pemberitahuan langsung mengenai dugaan tersebut.
“Kami juga mempertegas, bahwa makanan MBG tidak dianjurkan untuk dibawa pulang. Alangkah baiknya langsung di makan di tempat dan pada waktu tersebut. Diluar ketentuan tersebut, bukan tanggung jawab kami,” tegasnya.
Di akhir keterangannya, Kepala SPPG Dimas Rizqi Rijalul Fikri mengimbau kepada seluruh orang tua siswa untuk menggunakan jalur yang tepat jika memiliki penemuan atau aduan terkait program gizi.
Pihak SPPG secara terbuka menyatakan siap menerima pengaduan dan melakukan audiensi bagi para orang tua guna menghindari kesalahpahaman lebih lanjut.
“Jangan sampai langsung menjudge atau membuat status di sosial media tanpa tabayyun. Alangkah baiknya, adukan terlebih dahulu ke pihak sekolah. Dari sana pasti akan tembus dan berkoordinasi dengan kami,” imbaunya. (argi)
Baca juga berita terkait :
Dokter Ihsan Jelaskan Cairan Hijau Yang Disedot dari Tubuh Almarhumah
