KUNINGAN (MASS) – Untuk kali ketiga Simponi (silaturahmi program Studi dengan orang tua dan alumi) digelar Prodi PGSD STKIP Muhammadiyah Kuningan. Sedikitnya 450 mahasiswa hadir dalam acara yang dilaksanakan jelang prosesi wisuda itu, Minggu (29/10/2017).
“Ini merupakan kegiatan rutin yang kami selenggarakan menjelang wisuda yang akan kami gelar pertengahan November mendatang,” terang Ketua Prodi PGSD, Dudung Abdu Salam MPd.
Hadir langsung Ketua STKIP Muhammadiyah, Dr Muhammad Syamsudin MPd. Dalam kesempatan itu ia tampil selaku pembicara utama. Hadir pula ketua PD Muhammadiyah Kuningan, BPH STKIP Muhammadiyah, serta para orang tua wali mahasiswa PGSD.
“Kami menghaturkan terima kasih atas amanah bapak/ibu orang tua yang telah memberikan kepercayaan kepada kami khususnya Prodi PGSD untuk memberikan pendidikan terhadap anak bapak/ibu semua,” ucap Dudung kepada para orang tua wali mahasiswa.
Ia mengatakan, Prodi PGSD memiliki visi menjadi prodi yang islami, unggul dan berdaya saing dalam mencetak guru yang professional berdedikasi dan memiliki nilai manfaat untuk kemajuan pendidikan. Namun hal ini tidak akan berhasil jika Tripusat pendidikan (guru, orang tua dan lingkungan masyarakat) tidak bersinergi.
“Oleh karena itu proses pendidikan ini harus sama-sama diawasi dikoreksi dan dievaluasi sehingga menghasilkan calon-calon guru yang handal,” kata Dudung dihadapan calon wisudawan dan para orang tuanya.
Dilanjutkan, guru merupakan sebuah profesi. Profesionalisme guru tentu sangat terkait dengan unsure manajemen kerja guru. Yaitu bagaimana guru membuat perencanaan dan mengaplikasikannya di dalam pembelajaran dan mengevaluasinya hari demi hari.
Dalam menunjang kemajuan pendidikan, imbuhnya, diperlukan niat dan kemauan yang kuat untuk dapat merealisasikan kompetensi seorang guru yang telah ditetapkan pemerintah. Dilihat dari factor kemauan untuk maju, Dudung mencoba mengutip pendapat Menif Chatib tentang tiga jenis pengelompokan guru.
“Guru robot, guru materialistis dan gurunya manusia. Kami berharap lulusan PGSD STKIP dapat menjadi gurunya manusia, yang mampu mencerahkan dan mendakwahkan nilai-nilai pendidikan di tengah-tengah masyarakat,” harapnya. (deden)