KUNINGAN (MASS) – Silaturahmi Tradisi Pencak silat di masa kini pada momen memperingati dtetapkannya pencak silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh UNESCO merupakan gagasan yang diusung oleh Bidang Seni Budaya dan Tradisi Keluarga Besar Padjadjaran Cimande Kabupaten Kuningan, Pencak Pusaka Cimande Awirarangan sebagai titik hening untuk kembali merefleksi nilai-nilai tradisi di arus kemajuan global yang terus pesat, juga sebagai ruang berkespresi mempertemukan tradisi pencak silat dengan lintas seni masa kini dan tradisi-tradisi yang lainnya.
Dengan ikhtiar ini kami mencoba menjamah, menjawab dan mematahkan tentang paradigma kolot atau konservatif yang melekat pada Seni Tradisi Pencak Silat selama ini. Sungguh terlalu sempit jika Pencak silat dianggap demikian yang seolah-olah pencak silat itu terbelakang kemudian anti dengan seni-seni dan tradisi-tradisi yang lainnya. Dengan kegiatan ini kami berupaya berkomunikasi dengan publik bahwa paradigma tersebut sangat mentah karena kami tidak demikian.
Selain dari pada merespon paradigma tersebut kami ingin membumikan informasi bahwa Pencak Silat merupakan warisan budaya tak benda dunia yang di tetapkan oleh UNESCO yang artinya marwah Pencak Silat telah mendunia.
Dalam kegiatan ini juga kami sajikan tampilan husus sebagai alihwahana dari kegiatan ini yaitu bertemunya Ibing Buhun Tradisi Cimande dengan Karinding (alat musik tradisional jawa barat) yang disajikan dengan khidmat oleh saudara Abdul pendekar muda dari Keluarga Besar Padjadjaran Cimande Kabupaten Kuningan, Pencak Pusaka Cimande Awirarangan dengan Kang Aris Moris Pelestari Waditra Karinding di Kuningan.
Mengapa dengan Karinding?
Karena kami sudah bersilaturahmi sejak lama saat proses penulisan buku Sejarah Karinding Priangan Oleh Kang Iman Rahman Anggawiria Kusumah yang akrab kami sapa dengan panggilan Kang Kimung. Beliau mendokumentasikan pergerakan komunitas komunitas karinding dijawabarat salah satunya yaitu komunitas Karinding Sarungkun Saung Bambu Rarangan yang dibentuk Endro Setiana dari Cimande dan beberapa pelajar sekolah dimana pada saat itu aktif membumikan karinding di kuningan bersama para pelestari karinding dan komunitas-komunitas karinding di Kuningan salah satunya Kang Moris.
Dengan detail Kang Kimung mewawancarai para Pelestari Karinding dan Komunitas-komunitas karinding dijawa barat akhirnya membuahkan karya yaitu Buku Sejarah Karinding Priangan dan kami semua terdokumentsikan dibuku sejarah tersebut yang ditulis oleh Kang Kimung.
Hal demikan juga menjadi bukti Bahwa Pencak Silat begitu terbuka untuk saling menjembatani ruang-ruang akademisi dan Seni Tradisi lainnya. Dalam kegiatan ini ketua Pengurus Keluarga Besar Padjadjaran Cimande Kabupaten Kuningan, Pencak Pusaka Cimande Awirarangan Dedi Hendriana memberikan tiga pesan amanah untuk kami semua sebagai regenesari yaitu ;
Pertama : Sampaikan Pengetahuan, Wariskan Kebaikan
Kedua : Selain Bertasbih naikan derajat dengan Ilmu jangan pernah berhenti belajar
Ketiga : Yang menaikan Mi’raj itu karena ada Salat dan Salat Itu yang mengilhami Gerakan Silat
Tiga pesan amanah tersebut telak menjadi motifasi sekaligus renungan tak benda bagi kami regenerasi penerus dan pelestari amengan Cimande.
Dengan dukungan penuh oleh seluruh elemen Keluarga Besar Padjadjaran Cimande Kabupaten Kuningan, para orang tua siswa-siswi, serta juga dari Lembaga IPSI, PPSI, Pedepokan Bumi Seni Tarikolot, Majelis Seni dan Tradisi MeSTI Cirebon, Media Pojok Publisher, Media Kuningan Online kegiatan ini dapat terlaksana.
Kami Pengurus Bidang Seni Budaya dan Tradisi Keluarga Besar Padjadjaran Cimande Kabupaten Kuningan, Pencak Pusaka Cimande Awirarangan sangat mengahaturkan banyak terimakasih kepada seluruhnya yang telah mendukung kegiatan ini.
Bagi kami ini bukan sebuah acara tapi ini merupakan sebuah peristiwa budaya yang akan terus terjadi sampai nanti.
Asih, Budi, Bakti, Sakti
Kuningan, 13 Desember 2025
Oleh: Endro Setiana, Pengurus Devisi Seni Budaya dan Tradisi Keluarga Besar Padjajaran Cimande Kabupaten Kuningan, Pencak Pusaka Cimande Awirarangan
