Connect with us

Hi, what are you looking for?

Politics

Siapa Penantang Tangguh Duet Acep-Edo?

KUNINGAN (MASS) – Untuk melawan kekuatan dua rezim yang bersatu, beberapa kalangan berpendapat dibutuhkan penantang yang tangguh. Selain itu, untuk melawan pasangan H Acep Purnama-M Ridho Suganda (Acep-Edo) yang diusung PDIP, kekuatan penantang tidak boleh terpecah alias harus Head to Head.

“Kalau boleh saya berpendapat, duet Acep-Edo ini merupakan perpaduan dua rezim yaitu rezim H Aang Hamid Suganda dan rezim H Acep Purnama. Saya kira ini merupakan kekuatan besar dan sangat tidak boleh dianggap sepele,” ujar Pemerhati sosial politik, Argi Mochammad, Rabu (20/12/2017).

Terlepas apakah ada “dendam politik” antara dua rezim tersebut, ia memastikan, sampai Pilkada 27 Juni mendatang keduanya akan rukun. Meski dari dua sosok tersebut punya celah untuk dijadikan negatif campaign namun dengan daya yang dimiliki, keduanya akan berupaya sekuat tenaga agar bisa memenangkan “pertempuran”.

“Apalagi kalau beberapa parpol lain ikut bergabung dengan PDIP dalam memuluskan pemenangan pilkada. Kita semua tahu bagaimana sepak terjang tim H Aang Hamid Suganda selama ini. Kita juga tahu bagaimana sepak terjang tim H Acep Purnama,” ucapnya.

Sementara itu, dalam hitungan hari muncul beberapa pendatang baru yang dianggap berpotensi untuk menjadi lawan dari duet Acep-Edo. Diantaranya, kakak kandung dari Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno bernama Indra Cahya Uno. Bahkan muncul pula nama KH Abdul Aziz AN yang kini menjabat ketua MUI Kuningan.

Sedangkan beberapa kandidat yang sudah muncul sejak awal diantaranya H Udin Kusnaedi, H Agus Budiman, H Mamat Robby Suganda, Yosa Octora Santono, H Dudy Pamuji, dr Toto Taufikurohman Kosim, H Yusron Kholid dan H Momon Rochmana. Bahkan tidak menutup kemungkinan Dede Sembada (wabup) yang tidak terekomendasi oleh PDIP, bakal maju dari parpol lain.

Terpisah, beberapa ketua parpol non PDIP sempat dipinta pendapatnya terkait kemungkinan Head to Head di Pilkada 2018. “Head to Head di Pilkada Kuningan bisa memungkinkan terjadi, bisa juga tidak terjadi,” ujar Ketua DPD PAN Kuningan, H Udin Kusnaedi.

Menurutnya, ada banyak faktor yang bisa menyebabkan kondisi itu terlaksana. “Head to Head bisa terjadi apabila partai dan kandidatnya bisa duduk bersama untuk saling bicara dan sedikit menurunkan syahwat politiknya sehingga dapat memunculkan satu pasangan kembali untuk menghadapi pasangan incumbent yang sudah jelas satu paket,” jelasnya.

Ketua DPD PKS Kuningan, H Agus Budiman pun mengomentarinya. “Head to Head barangkali selama ini menjadi harapan sebagian besar masyarakat, yang tentunya menjadi salah satu pertimbangan PKS untuk mewujudkannya,” kata Agus. (deden)

 

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version