KUNINGAN (Mass)- Uniku terus berkiprah untuk memberikan hal positif kepada masyarakat luas. Setelah hadirnya BI Corner, dalam waktu dekat Uniku bakal kembali memiliki Pusat Studi ASEAN atau Study Center.
Study Center ini bertujuan untuk memberikan kontribusi positif terhadap usaha-usaha memajukan kepentingan nasional Indonesia dalam upaya menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Hal ini untuk memperkuat regionalisme di kawasan Asia Tenggara.
Rapat koordinasi bersama mengenai bakal hadirnya Pusat Studi ASEAN digelar di ruang rapat Gedung Rektorat Universitas Kuningan. Selain para pejabat dari Pemkab Kuningan dan juga dari Uniku, juga hadir Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Eropa, Afrika dan Timur Tengah Kemenko Perekonomian Bahris Paseng MA, serta Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Asia Kemenko Perekonomian Novriady Wijaya.
Rektor Uniku Dr Dikdik Harjadi MSi menerangkan, tujuan adanya Pusat Studi ASEAN merupakan bentuk realisasi kerjasama antara pihak Uniku dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia yang dalam nota kesepahamannya tertuang mengenai pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
“Adanya pusat Studi ASEAN bakal banyak memberikan manfaat bagi semua pihak baik mahasiswa, dosen hingga masyrakat umum,” jelas Dikdik kepada Kuningan Mass, Selasa (17/1/2017).
Dikatakan, Uniku mengambil peran yang sangat strategis, walaupun berada di daerah perbatasan Jawa Barat bagian timur dengan rencana mendirikan Pusat Studi ASEAN KUNINGAN itu, dimana Pusat Studi merupakan pusat lembaga studi yang mampu menyediakan data dan informasi mengenai proses integrasi dan kerjasama antara negara-negara anggota ASEAN dan di luar ASEAN.
Pusat Studi ASEAN Kuningan diharapkan menjadi institusi yang akan bekerjasama saling menguntungkan antara lembaga pendidikan dengan Pemerintah Kabupaten Kuningan maupun dengan pemerintah pusat.
Ditambahkan, dengan adanya pusat studi maka nantinya dapat menjadi pusat studi edukasi terhadap mahasiswa dan masyarakat. Kemudian juga dapat meningkatkan kerja sama komunitas ASEAN secara maksimal hingga berdampak positif ke tingkat mahasiswa dan masyarakat paling bawah.
Selain itu dapat mengkaji berbagai kebijakan Komunitas ASEAN yang sudah berdiri pada tahun 2015 yang berorientasi pada tiga pilar kerjasama Komunitas ASEAN 2015 yaitu komunitas politik-keamanan, komunitas ekonomi dan komunitas sosial budaya, sehingga tepat sasaran serta mampu mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi ASEAN secara efektif.
“Pusat Studi ASEAN yang didirikan di Uniku ini merupakan ke-35. Diharapkan dapat juga memfokuskan diri pada manfaat dan peluang kerjasama yang diperoleh masyarakat Jawa Barat setelah berlakunya Komunitas ASEAN 2015,” ucap Dikdik mengakhiri.(agus)