KUNINGAN (MASS) – Bagi anda pecinta olahraga motor cross. Ini kabar baik karena pada Sabtu (8/6/2019) telah diresmikan sirkuit baru bernama Geger Beas. Sirkuit baru itu terletak di Kampung Cikoneng Desa Pamulihan Kecamatan Subang.
Sirkuit itu luasnya 1 Ha dan dijamin akan memuaskan bagi para biker yang menyenangi olah raga ekstrim. Meski belum bertaraf internasional tetapi minimal bisa menambah referensi bagi para biker untuk menyalurkan hobi dan bakatnya.
Kelebihan dari sirkuit ini adalah mempunyai view pemandangan yang sangat indah karena terletak di atas bukit Geger Beas. Sirkuit ini dikelola oleh Karang Taruna Kampung Cikoneng.
Ketua Karang Taruna Apeng Tarno, mengaku pihaknya bersyukur di Desa Pamulihan kini mempunyai destinasi wisata baru yang khusus diperuntukan bagi para biker dan crosser. Selain berimbas kepada peningkatan APBD Desa juga memberdayakan masyarakata juga membuka lapangan kerja bagi para pemuda setempat.
Sementara itu, Tokoh Pemuda Desa Pamulihan Supriadi yang juga merupakan Sekjen ISC (Indonesia Starlet Club) Chapter Kuningan, menambahkan, Desa Pamulihan sebelumnya sudah dijadikan ajang para motorcross untuk unjuk kabisa. Bahkan Wakil Bupati Kuningan pun sering menggunakan area ini untuk menyalurkan hobinya apalagi sekarang sudah diresmikan.
“Insya Allah akan berdampak positif bagi semuanya baik itu para olahragawan penyuka motor trail maupun masyarakat setempat. Kami juga bersyukur mempunyai Camat Subang yang sangat perhatian terhadap potensi yang dimiliki oleh daerahnya. Hal ini menjadi motivasi kami untuk meresmikan Sirkuit Geger Beas”, tambahnya.
Camat Subang Indra Bayu, S TTP mengatakan keberadaan Sirkuit Geger Beas telah menambah destinasi wisata baru di wilayahnya. Bahkan para crosser dari luar Kabupaten Kuningan seperti Ciamis, Majalengka, Cirebon bahkan Bandung sudah pernah merasakan sirkuit ini.
“Mudah-mudahan ke depan akan bisa menyelenggarakan even yang mengangkat harum olahraga motorcross di Kabupaten Kuningan,” jelasnya.
Peresmian sirkuit ini dilakukan oleh Kades Pamulihan Dadi Setiawandi. Ia menyebutkan, lahan sirkuit adalah tanah kas desa. Untuk itu dengan ada lahan ini maka akan ada pemasuka ke kas desa.
“Kami melakukan ini untuk memanfaatkan tanah kas desa yg masih tidur/belum termanfaatkan sehingga di bangun menjadi sirkuit dan sekaligus untuk akan dijadikan buper dan wisata. Hal ini terinsfirasi atas usulan masyarakat,” tandasnya. (agus)