KUNINGAN (MASS)- Hanya satu desa di Kabupaten Kuningan yang tidak menggelar salat ied yakni desa Cikaso Kecamatan Krmatulya, ditempat lain warga khusyu melaksanakan salat Idul Fitri termasuk di Masjid Al-Jihad Dusun Puhun Desa/Kecamatan Maleber.
Pelaksanakan salat dimulai pada 06.30 WIB. Bertindak sebagai MC Tebe, Imam Masjid yakni K Tatang Satari,Khotib yaitu Drs H Kartum. Lalu, Pemandu Takbiran, Jaharudin, Neno, Yayan, Penertiban Shop Jamaah , Edi Rusdiana, H Sanudin, Drs Kamil, Ebo RT 19.
Selain itu Koordinator Koropak oleh Ruman, Jaja Jatnika, Pemantauan Warga/Jamaah, para Ketua RT 15-19. Sedangkan Keamanan adalah Holisurrohim, Jamiatul Hidayat, Ahmad Saman, Wawan Kumis, dan Dokumentasi oleh Tisna Sutisna, Agi Nurfauzan serta Audio/Speaker = Ahmad Aripin
Ditempat ini ada yang unik dibanding tahun lalu yakni semua serba 7 menit, baik itu penyapaian MC, sambutan, Begitu juga salat hingga khutbah.
“Karena kondisi tengah pendemik maka kita mengikuti protokol kesehatan dan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pemertintah,” ujar Bagus salah satu jamaah kepada kuninganmasss.com , Minggu (24/5/2020).
Adapun isi khutbah yang disampaikan oleh Drs H Kartum adalah dengan datangnya bulan syawwal, mari dijadikan 1 Syawwal ini adalah titik awal menuju hidup yg lebih berprestasi, berkwalitas dan bermartabat dalam pandangan Allah SWT.
Hal ini selaras dengan makna syawwal itu sendiri yakni Peningkatan. Oleh karenanya, dengan berakhirnya mengikuti pembelajaran yang insentif selama bulan Ramadhan, maka setiap diharapkan memiliki perubahan sikap ke arah yang lebih positif, hingga layak memiliki Predikat Muttaqiin.
Adapun beberapa sikap yg menggambarkan seorang Muttaqiin antara lain Hendaklah menjadi orang yang pandai menghargai waktu dan selalu rindu waktu, khususnya waktu shalat.
Kemudian, hendaklah menjadi orang yang pandai memakmurkan tempat-tempat Ibadah, mesjid, musholla, surau, majlis taklim dan lain-lain.
“Hendaknya kita menjadi orang yang lebih mementingkan ketaatan kepada Allah SWT dan menjadi orang yang memiliki Kepekaan Sosial yang Tinggi,” ujarnya.
Untuk poin ke lima Drs H Kartum menyoroti, harus menjadi orang yang selalu menghidupkan silaturahmi, Silatul Fikri, Silatul Qolbi dan Silatul ‘amali.
Sementara itu, meski hanya diikuti 300 jamaah. Namun, infak Ramadhan dan hasil keropak Idul Fitri cukup lumayak dimana infaq Ramadhan sebesar Rp 7.810.000, keropak Hari Raya Idul Fitri sebesar Rp850 ribu. (agus)