KUNINGAN (MASS) – Sedih dan menyesakkan, mungkin diksi itulah yang dapat menggambarkan perasaan siapapun khususnya keluarga yang ditinggalkan oleh Alm H Deni Erlanda SE MSi, untuk menghadap Sang Khaliq diusianya yang masih 53 tahun, Minggu (23/10/2022) sore.
Begitu banyak orang yang terkejut sekaligus merasa kehilangan sosok yang dikenal memiliki jiwa kemasyarakat tinggi tersebut. Bukan hanya warga Desa Tinggar Kecamatan Kadugede, melainkan pula para pejabat pemerintah daerah yang sangat mengenal sosok almarhum.
“Saya sudah mengenal almarhum semenjak saya rekrut menjadi kader PDIP sewaktu masih bekerja di bank swasta. Karena kemasyarakatannya bagus, beliau dipercaya untuk menjadi anggota DPRD Kuningan dari dapil 5 pada tahun 2009 silam,” tutur Bupati H Acep Purnama MH kala menerima kepulangan jenazah di rumah duka, Minggu (23/10/2022) malam.
Dua tahun berlalu, potensi Deni untuk memimpin perusahaan terlihat. Tak heran jika kepala daerah waktu itu memberikan kepercayaan kepadanya untuk menahkodai PDAM Tirta Kamuning sebagai salah satu perusahaan daerah.
Selama memimpin PDAM, kinerja Deni mendapat pujian dari atasannya. Dengan kemampuan manajerial yang ia miliki mampu membawa PDAM menjadi sehat, berkontribusi kepada daerah dan terus menaikkan perolehan laba perusahaan. Hingga akhirnya Deni terpilih kembali untuk memimpin PDAM di periode kedua.
“Kinerjanya bagus, komunikasi yang ia bangun dengan pemerintah daerah juga lancar. Setiap kami dorong PDAM untuk meningkatkan pelayanan, langsung ia dijalani,” ungkap Acep.
Selama belasan tahun mengenal Deni, ia dikenal oleh Acep sebagai orang yang supel sekaligus simple. Tak pernah marah, komunikasinya enak, dan yang dia tahu betul, Deni merupakan sosok ahli ibadah. Setiap mendengar azan langsung sholat tepat waktu dan getol puasa sunah Senin Kamis.
Saat Menjenguk di RS Sudah Koma
Dua hari sebelum almarhum mengembuskan nafas terakhirnya di RS Al Islam Bandung, Jumat (21/10/2022), Acep beserta rombongan menjenguknya kembali. Kondisi Deni waktu itu sudah koma secara medis. Deni sudah tidak sadarkan diri, kritis sehingga Acep tak bisa berkomunikasi langsung.
“Saya coba rangsang untuk berkomunikasi, dengan dibisiki, didoakan, tapi tak ada reaksi. Kata petugas medis di sana sudah beberapa hari ini koma,” tuturnya.
Almarhum sendiri telah menjalani perawatan di RS Al Islam Bandung selama belasan hari. Awal mulanya pingsan tiba-tiba, hingga baru sadar setelah berada di UGD rumah sakit. Keesokan harinya normal dan sempat bisa berkomunikasi seperti biasa, namun selang beberapa waktu tak sadarkan diri kembali.
Banyak orang yang penasaran sakit apa yang diidap oleh almarhum. “Ada gangguan di kepala, ya semacam tumor, kanker, atau kelenjar getah bening. Sewaktu di RS Al Islam sebetulnya sudah terdeteksi,” ungkap Acep kala ditanya penyakit almarhum.
Dari cerita orang terdekatnya, Acep menduga almarhum sudah mengetahui penyakitnya sejak awal. Namun almarhum tidak menceritakan kepada orang lain, bahkan ke keluarganya sendiri.
“Sepertinya (almarhum, red) sudah tahu (sakit yang diidapnya, red), cuma gak ngasih tahu ke siapa-siapa. Beliau pendam sendiri,” kata Acep.
Meninggalkan Dua Putri
Sudah barang tentu istri dan dua putri almarhum shock menerima kenyataan ini. Saat jenazah tiba di rumah duka, Desa Tinggar Kecamatan Kadugede, sekitar pukul 21.00 WIB, tampak istri almarhum, Hj Ai Dianah langsung memasuki rumah dengan raut muka yang memendam kesedihan mendalam.
Begitu pula dua putrinya, Ananda Idlal Faridah dan Sheila Pamelia. Bahkan anak bungsunya sempat pingsan hingga harus dibopong ke dalam rumah. Begitu memilukan.
Kesedihan ini pun dirasakan oleh para pegawai, keluarga besar PAM Tirta Kamuning. Mereka sangat kehilangan sosok Deni.
“Bapak direktur merupakan figur orang tua, senior dan keluarga dekat bagi seluruh pegawai, yang sering memberikan nasehat dan inspirasi untuk kemajuan perusahaan,” tutur perwakilan pegawai sebagaimana dituliskan di IG PAM Tirkam.
Diungkapkan pula, almarhum merupakan sosok teladan yang dengan ketinggian ilmu yang dimilikinya selalu menunjukkan akhlak yang mulia, rendah hati, mengayomi dan membimbing yang muda.
“Nasihat yang selalu teringat adalah jikalau beliau mendengar suara azan, beliau langsung berhenti beraktivitas dan bergegas mencari mushola atau masjid untuk segera melaksanakan sholat. Termasuk puasa Senin Kamis nyaris tidak pernah beliau tinggalkan,” tulis di IG tersebut.
Kepergian almarhum, lanjutnya, meninggalkan kesedihan bagi semua pegawai PAM. Diharapkan prestasi dan teladan yang telah dicontohkan almarhum semasa hidupnya bisa diikuti. Dan cita-citanya yang belum terwujud untuk perusahaan bisa dilanjutkan perjuangannya.
“Semoga beliau diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan kesabaran, amiin ya robbal alamin. Selamat jalan pak direktur, jasamu akan terus abadi!,” pungkasnya. (deden)
Video live kepulangan jenazah almarhum: https://fb.watch/glNSkgaWI8/