KUNINGAN (MASS)- Seperti kota mati. Itulah gambaran Kuningan pada saat pelaksanaan Pembataasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Sepi, sunyi dan hanya beberapa orang yang bisa lalu lalang. Itu pun petugas dan orang yang diperbolehkan beraktivitas.
Sedih. Tentu saja karena memang ibarat mimpi disiang bolong. Meski Kuningan bukan kota transit seperti hal Cirebon.
Namun, tidak seperti sekarang sepi. Minimal ada aktivitas malam terutama pusat pertokoan Siliwangi berjejar pedagang.
“Sepi seperti kota mati. Sedih banyak pedagang menjerit. Tapi mau gimana lagi ini PSBB,” ujar Ahmad Rivai yang punya akses bisa melintas karena tengah bertugas kepada kuninganmasss.com, Kamis malam.
Dikatakan, pada saat melintas nyaris dari ujung ke ujung Jalan Siliwangi sepi hanya beberapa petugas yang berjaga. Kondisi ini berubah 180 derajat dari semula.
Sementara itu, temannya yang bernama Nanang mengaku, meski sepi masih ada satu dua kendaraan yang lewat terutama yang ke pasar. Pasalanya, pasar bisa buka dari jam 00.00 WIB hingga jam 06.00 WIB .
Bukan hanya di wilayah perkotaan ternyata ke wilayah pedasaan pun warga tertib hingga ke dusun-dusun. Mereka memilih diam karena memang saat ini PSBB.
Mereka manut ke pemerintah karena ingin virus corona menghilang. PSBB menjadi harapan.
“Alahamdulillah pada nurut karena ingin cepat berlalu corona. Sepi dan sunyi tapi ini demi kebaikan agar bisa memutus mata rantai virus,” ujar Kades Kadugede Dadang Suganda SHut.
Dadang mengaku, lelah dengan kondisi saat ini tapi tidak bisa dihindari. Melawan virus corona menjadi tanggungjawab bersama sehingga harus nurut. (agus)