KUNINGAN (MASS) – Pelaksanaan Open Bidding (OB) Sekretaris Daerah (Sekda) yang digelar pada masa kepemimpinan Pj Bupati Kuningan Raden Iip Hidayat, sempat jadi polemik.
Meski sudah masuk 3 besar kandidat Sekda, hasilnya tak digunakan oleh pengganti Iip, Pj Bupati Kuningan Agus Toyib, maupun oleh Bupati terpilih kemudian Dian Rachmat Yanuar.
Namun tampaknya, hasil OB Sekda itu bukan hanya tak akan digunakan. Sistem Open Bidding yang biasanya dipakai untuk mengisi jabatan strategi ASN juga akan hilang.
Tidak akan adanya Open Bidding itu tersirat setelah Pemerintah Kabupaten Kuningan terus menggaungkan merit sistem yang disebut manajemen talenta.
Kala dikonfirmasi hal tersebut, Senin (6/10/2025) malam, Bupati Dian menjelaskan bahwa manajemen takenta ini merupakan merit sistem akan dilakukan bertahap di Kanupaten Kuningan.
“Merit sistem ini, kita menggunakan manajemen talenta bagaimana kita akan mapping mencari talenta-talenta ASN terbaik yang akan kita dorong menempati posisi strategis dan karir yang bagus sesuai dengan kompetensi, sesuai dengan fassionnya, skillnya,” ujarnya memberi gambaran umum.
“Yang pasti manajemen talenta itu proses pengkaderan untuk menciptakan pemimpinan-pemimpin masa depan,” ujarnya lagi.
Secara teknis, manajemen talenta itu dilakukan Pemkab Kuningan dengan cara mapping, menempatkan ASN berdasarkan kemampuan, aspek normatif, aspek attitude berdasarkan kotak.
Kotak-kotak yang terdiri dari kotak 1 (terendah) sampai kotak 9 (tertinggi) itu, menggambarkan posisi seorang ASN berdasarkan kemampuan, kapasitas, aspek normatif hingga attitude.
“Biasanya kepala dinas itu kotak 9, 8, 7.
Jadi gak mungkin kotak 5 jadi eselon 2,” jelasnya.
Dengan sistem mapping dan kotak manajemen talenta ini, kata Dian, memudahkan kepala daerah sebagau user, sejauh mana penempatan ASN-ASN terbaik.
“Nanti kedepan penilaian bisa dikembangkan bukan dari atasan aja, juga dari bawahan, teman,” terangnya.
Ia mengamini, setelah seorang ASN mencapai kotak tertentu, tidak bisa turun begitu saja, kecuali ada persoalan, sanksi atau hukuman.
“Yang pasti dengan manajemen talenta (ini), lebih transparan lebih akuntabel, semua orang bisa melihat,” ucapnya.
“Ya (OB gak ada) kita cukup sekali assesment saja, pemetaan semua nanti ditempatkan di kotak kotak mana. Ini lebih hemat, efektif,” akuntabel,” tambahnya.
Manajemen talenta ini, jelas Bupati Dian, metodenya dianggap sederhana, tapi akuntabel dan tidak bisa memaksakan. Jika seorang ASN kotak 5 atau 6 ingin jadi eselon 2 misalnya, maka kapasitanya dinaikkan terlebih dahulu dengan pelatihan, atau aspek normatifnya dimaksimalkan.
“Saya kira ini di beberapa intansi non pemerintah juga mulai digunakan. (Apakah artinya tidak akan ada polemik seperti OB Sekda lagi?) Gak ada (manajemen talenta ini) semua terbuka,” paparnya. (eki)