KUNINGN (MASS) – Masa-masa beranjak dewasa merupakan masa yang paling krusial dalam hidup ini, pasalnya masa ini adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju kepada masa dewasa.
Masa kanak-kanak yang notabene merupakan masa-masa bermain dan bersenang-senang, ketika sudah mulai memasuki masa dewasa, kita harus mulai serius menjalani hidup.
Yang tadinya kita hanya menjalani hari-hari tanpa ada tuntutan apapun, kini seolah hidup begitu menjadi beban untuk dijalani.
Peralihan-peralihan pola kehidupan tersebut membuat seorang remaja menjadi tidak stabil dalam menjalani hidup, karena remaja pada fase ini seringkali dihadapkan pada berbagai pilihan-pilihan yang harus di ambil.
Manusia dihadapkan pada pertanyaan-paertanyaan soal apa tujuan hidup yang sedang ia jalani, apakah makna hidup, dan ia di hadapkan pada suatu realitas yang dipersepsikan oleh dirinya sebgai sesuatu yang ideal.
Hal tersebutlah yang kadangkala membuat seorang remaja menjadi plinplan tak tau arah soal jalan hidupnya. Kondisi itulah yang disebut oleh Albert Camus dalam bukunya the Mythe Of Sisyphe sebagai absurditas hidup.
Absurditas adalah kondisi dimana kita mempunyai ideal-ideal dan indikator-indikator soal kehidupan ini, soal tujuan hidup dan soal bagaimana kita menjalani hidup.
Namun kenyataan-kenyataan atau realitas yang terjadi justru bertolak belakang dengan deal-ideal dan indikator yang kita buat.
Simpelnya terjadinya keesenjangan antara cita-cita dan harapan dengan relitas akan membuat seorang manusia merasakan bahwa hidup ini absurd.
Perasaan bahwa hidup ini absurd sebenarnya adalah sebuah hal yang wajar terlebih bagi seorang remaja yang sedang berada dalam fase transisi kehidupan dari anak-anak menuju dewasa. Kuncinya adalah pada bagaimana kita menghadapi dan mengolahnya.
Absurditas itu sebenarnya bukanlah hidup itu sendiri, namum absurditas hanyalah sebuah perasaan yang ada dalam fikiran kita sebagai akibat bertabrakannya idealisme dan harapan-harapan dengan kenyataan yang terjadi.
Artinya kunci menghadapi perasaan absurd dalam masa transisi menuju kedewasaan adalah ada dalam diri kita, dalam fikiran dan kesadaran kita.
Menurut Abraham Maslow, kesadaran diri atau self awareness adalah mengerti dan memahami siapa diri kita, bagaimana menjadi diri sendiri, apa potensi yang ia miliki, gaya apa yang dimiliki, apa langkah-langkah yang diambil, apa yang dirasakan, nilai dan prinsip apa yang diyakini, dan kearah mana kita akan menuju.
Intinya adalah bahwa Self awareness atau kesadaran diri adalah kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri dan melihat kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri kita, sehingga dapat melakukan respon yang tepat terhadap tuntutan yang muncul baik dari dalam maupun luar diri dan realitas.
Kesadaran diri merupakan sesuatu yang penting untuk dibahas karena karena merupakan langkah yang diperlukan orang untuk menjalankan kehidupan secara lebih baik.
Tidak bisa dipungkiri bahwa memahami diri sendiri terkadang menjadi hal yang terasa sulit bagi seseorang terutama remaja yang sedang ada pada fase transisi dan pencarian jati diri.
Seringkali kita merasa bingung dengan diri sendiri juga kita pun juga mungkin pernah mengalami saat dimana ketika kita tidak dapat menyadari perasaan yang dimiliki, dan tak jarang juga kita merasa tidak tau untuk apa kita menjalani hidup.
Hal-hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya kemampuan kita terkait self awareness atau menyadari diri sendiri. Padahal, untuk menjalani kehidupan sehari-hari, memiliki kesadaran diri merupakan hal yang penting.
Sebagai contoh, ketika seseorang remaja memiliki kesadaran diri yang baik, ia akan mengerti potensi dan kemampuan serta kelemahan yang ia miliki, kemudian ia akan memilih sesuatu pekerjaan dan aktifitas sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ia miliki, juga akan berusaha memperbaiki kekurangan yang ia punya.
Oleh sebab itu, ia dapat meminimalisir perasaan absurd yang kerapkali menerpa dirinya, dan akan menjalani kehidupan dengan perasaan bahagian karena apa yang ia jalani sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya.
Contoh lain semisal seorang mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan di sebuah program studi pada salah satu perguruan tinggi.
Setelah beberapa lama ia menjalani perkuliahan, ia merasa tidak bersemangat menjalani perkuliahannya. Bila dia memiliki self awarenes yang baik, ia akan segera menyadari kekeliruannya memilih program studi program tadi, karena program studi yang ia pilih tidak sesuai dengan kemampuan dan potensi yang ia miliki.
Maka akan muncul beberapa pilihan dalam dirinya, pilihan pertama ia harus pindah program studi ke yang sesuai dengan potensi yang ia miliki.
Dan pilihan kedua karena sudah terlanjur keluar biaya yang banyak, ia melanjutkan program studi tersebut dan berupaya beradaptasi dan bekerja keras untuk bisa menjalani program studi yang ia miliki secara maksimal.
Berbeda ceritanya jika ia tidak memiliki self awareness yang baik, ketika ia merasa tidak semangat dalam menjalani perkuliahan.
Ia akan merasa kebingungan dengan apa yang sedang ia jalani dan tidak tau apa yang harus dilakukan.
Ia akan menjalani kehidupannya sebagai mahasiswa seperti perahu yang terapung di lautan tanpa nahkoda, terombang ambing tak tentu arah serta tujuan, dan merasa bahwa hidup yang selama ini ia jalani adalah absurd.
Maka sudah jelas bahwa self awareness merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting di dalam kehidupan seseorang terutama bagi seorang remaja yang berada pada masa transisi menuju kedewasaan.
Oleh karena itu kita harus bisa memilikinya dan menjadikannya sebagai lentera dalam menjalani absurdnya kehidupan.***
Penulis : Haerul Jamal