KUNINGAN (Mass) – Potensi masalah besar pasca terjadinya pemukulan mahasiswa saat demonstrasi Senin (7/8) dicoba ditekan oleh Sekretaris DPRD Kuningan, H Suraja SE MSi. Kepada para awak media, dirinya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka.
“Supaya jelas, sudah sepatutnya kami sekarang memberikan penjelasan atas terjadinya tragedi demo kemarin. Terutama setelah beredar luas di medsos foto bergambar staf kami sedang memukul mahasiswa,” kata Suraja, Selasa (8/8).
Dia yang saat itu didampingi Kabag Persidangan, Drs Dedi Kusnadi MSi menyebutkan status staf yang gambarnya beredar luas itu. Ia menegaskan, pemuda tersebut bukan PNS setwan melainkan magang atau sukwan.
“Yang terjadi kemarin itu atas inisiatif sendiri, tidak ada yang menyuruh. Apalagi disuruh oleh saya,” ungkap Suraja kepada para pewarta di ruang BK DPRD.
Ia melanjutkan lembaga dewan akan selalu terbuka bagi siapa saja yang mau menyampaikan aspirasi. Dalam proses penyampaian aspirasi tersebut, Suraja memandang perlu untuk saling menghormati antara yang menyampaikan aspirasi dan aparat pengamanan.
“Harus menghormati dan mentaati terhadap ketentuan perundangan tentang cara penyampaian aspirasi,” harapnya.
Dia juga berharap, kejadian serupa tidak terulang ke depannya. Tragedi pada saat aksi demonstrasi kemarin, diharapkan Suraja menjadi kejadian pertama dan terakhir.
“Mudah-mudahan kejadian kemarin untuk yang pertama dan terakhir,” tukasnya.
Sementara, Senin (7/8) puluhan aktivis HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dan IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) melancarkan aksi penolakan Perppu No 2 tahun 2017 tentang ormas di depan gedung DPRD Kuningan. Dalam aksi tersebut terjadi insiden pemukulan mahasiswa. (deden)