KUNINGAN (MASS) – Sekertaris Daerah Kuningan Dr Dian Rahmat Yanuar menyebutkan, bupati dan wabup sudah akur setelah beberapa waktu lalu terjadi disharmonisasi.
“Kemarin juga musrembang udah ngobrol, cair. Saya kira (sebelumnya, red) itu hanya misskomunikasi saja,” jelasnya Sabtu (27/3/2021) siang.
Menurutnya, misskomunikasi di dunia birokrasi adalah hal biasa. Bisa saja, sebut Dian, ada misskomunikasi antara kadis dan sekdis, kabid, dan tingkat kebawahnya.
“Dan hal itu, nantinya bisa selesai dengan komunikasi yang intens,” tambahnya.
Secara aturan, dijelaskan Dian, baik bupati maupun wakil bupati harus saling mengisi.
“Tidak perlu (sampai Gubernur turun tangan, red) ,” jawabnya saat ditanya apakah Gubernur turun tangan atau tidak.
Meski Wabup Edo sempat dikabarkan akan meninggalkan rumah dinas, ternyata tidak. Bahkan, mobil dinas yang kuncinya kini masih di BPKAD pun, rencananya akan dikembalikan untuk menunjang kegiatan.
“Baik itu diminta wabup, atau diserahkan dari BPKAD,” jelasnya.
Misskomunikasi sebelumnya itu, menurut Dian tidak perlu dikomentari lebih lanjut terutama bagi yang tidak tahu menahu.
Apalagi, tidak semua tahu apa yang terjadi di internal pemerintahan.
“Banyak yang harus dilakukan, target-target seperti 10 program unggulan, ada yang sudah terlaksana ada yang belum. Dan itu perlu dukungan semua pihak,” sebutnya lagi.
Selain soal Bupati Acep dan Wabup Edo, dalam kesempatan tersebut Sekda juga menjelaskan adanya refoccusing anggaran tahun ini.
Refoccusing sebanyak 8% untuk pemulihan ekonomi dan penanggulangan kesehatan covid. Lalu ada juga potongan 4% dari pusat.
“Nah ini yang kita perlu injak gass rem (kebijakan, red). Karena kan penanganan harus berjalan simultan, tidak bisa hanya kesehatannya saja, atau ekonominya saja,” sebutnya di akhir-akhir wawancara. (eki/deden)