KUNINGAN (MASS) – Kuningan memiliki sejarah panjang nan rumit yang terkait dengan sepakbola. Pesik Kuningan adalah satu-satnya klub sepak bola yang ada di Kuningan yang berkiprah di kompetisi tingkat regional Jawa Barat maupun di tingkat nasional.
Sampai saat ini, tanggal berdirinya Pesik kuningan tidak ada yang tahu pasti. Ada yang mengatakan sekitar tahun 1933-an, ada pula yang mengatakan tahun 1950-an. Hingga kini belum ada kesepakatan untuk menentukan kapan Pesik berdiri.
Pesik sendiri sebelumnya ikut serta dalam kompetisi Perserikatan. Sebelum akhirnya ada keputusan dari PSSI untuk menyatukan kompetisi Perserikatan dan Galatama menjadi liga.
Setiap klub tentunya punya julukan, mulai dari klub-klub eropa sampai klub di sia, khususnya di Indonesia ada Persib Bandung yang dijuluki Maung Bandung, Arema Malang dengan sebutan Singo Edan dan banyak lain.
Pemilihan julukan pun tak main-main semua pasti ada sejarah atau alasan yang mendasari pemilihan nama julukan tersebut. Persib bandung di juluki Maung Bandung mungkin karena lambang Siliwangi yang bergambar Harimau yang dalam Bahasa Sundanya Maung dan Arema juga sama berlambang singa.
Pun demikian dengan Pesik. Pesik memiliki julukan the white hourse. Julukan ini berhubungan dengan lambang kuningan yaitu kuda putih karena Kuningan itu memiliki julukan kecil kecil kuda kuningan sehingga Kuningan berlambang kuda putih.
Merujuk pada Pesik, klub yang lagi meniti kembali sejarah yang sudah lama agak tenggelam sekarang mulai mencoba untuk bangkit kembali dengan mengikuti kompetisi Liga 3 Tingkat Jabar tahun 2019.
Dan dalam kesempatan ini Pesik mencoba dengan penampilan baru dengan gaya permainan baru dengan menampilkan kemampuan skil individu para pamain nya dan kerja sama tim yang cukup bagus disetiap pertandingannya sehingga dibabak pertama Liga 3 tahun 2019 ini Pesik bisa menjadi juara grup A dan lolos ke babak 12 besar.
Tetapi walaupun penampilan Pesik cukup mempesona tetapi tetap kurang mendapat respon dan dukungan dari masyarakat Kuningan bahkan boleh dikatakan sepi penonton. Betapa malangnya klub satu-satunya di Kuningan ini.
Mata warga Kuningan lebih tertuju ke tim elit Persib Bandung yang lagi berkompetisi di liga 1 dan yang jauh lebih berprestasi dan bertabur bintang, sehingga masyarakat lebih tertarik untuk menonton tim Persib Bandung ketimbang datang ke Stadion Mashud untuk mendukung tim daerahnya sendiri.
Padahal Pesik sendiri pernah berprestasi baik di tingkat regional Jawa Barat maupun di tingkat nasional. Setidaknya nama Kuningan, kabupaten kecil di pinggiran paling Timur jawa barat pernah merasakan kebanggaan berada di puncak kesuksesan sepak bola.
Pada Tahun 1985 kuningan pernah menjadi Juara Piala Pemuda tingkat Jawa Barat dan tahun 1986/87 Pesik menjuarai divisi 2 tingkat Jawa Barat dan lolos sampai ke Senayan. Kemudian pada tahun 2003/2004 Pesik lolos ke divisi 1 PSSI. Bahkan pada tahun 2011 Pesik hampir lolos ke Divisi Utama
Di tingkat kompetisi multi event Porda Jawa Barat 2010 di Bandun Kuningan hampir meraih medali emas sebelum dikalahkan oleh tuan rumah Kota Bandung dan akhirnya hanya meraih medali perak.
Begitupun di tingkat yunior Pesik Suratin pernah punya prestasi yang sangat gemilang dengan menjuarai Liga Suratin U17 Tingkat Jawa Barat. Bahkan tim ini bisa menembus babak 8 besar tingkat nasional.
Dari deretan pemain pun Kuningan mempunyai pemain-pemain yang punya prestasi cukup gemilang baik di tingkat Provinsi Jawa Barat maupun di tingkat nasional. Dimulai dari Anwar Pasapen Kuningan yang merupakan pemain Kuningan pertama yang dipanggil Pon Jabar.
Kemudian 4 tahun berikutnya Dana dari Kecamatan Cidahu dan Dodon Cipicung Kecamatan Kuningan yang dipanggil tim PON Jabar. Berikutnya ada Yan Herdiansyah Desa Cihideng Girang yang dipanggil Timnas U19 pada tahun 1986-an dan Uci Sanusi ditahun berikutnya.
Kemudian ada Jaka Chaerul asal Ciawigebang yang sekarang menjadi Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata yang direkrut oleh tim Galatama (kompetisi tertinggi di Indonesia sebelum menjadi liga) Bali Yuda FC sekitar tahun1985/1986.
Ditahun 1986/1987 Ade Lesmana Kelurahan Awirarangan, Komarudin dari Pasapen dan Yaya Sunarya dari Desa Kasturi bergabung dengan tim galatama Bandung Raya . Kemudian sekitar tahun 1988-an Yaya Sunarya asal Kecamatan Luragung masuk tim perserikatan Divisi Utama Persib Bandung.
Lalu, Anas Nasrun dipanggil Tim Divisi Utama Persija Jakarta (perserikatan=tim amatir dan galatama=tim profesional).. Sekitar tahun 2004 Satria Nurjaman asal Desa Kapandayan dipanggil Timnas U21 dan Yusuf Bachtiar Asal Keluarahan Awirarangan dipanggil Timnas Pelajar tahun 2005 di Hongkong.
Ditingkat yunior ada Dicky Romadona asal Desa Jalaksana yang dipanggil masuk Timnas U15 dan langsung di kontrak oleh tim Malaysia selama 3 tahun dan untuk masa sekarang yang ikut di kompetisi Liga 1 PSSI ada Dicky asal Desa Cibinuang yang bermain di tim Bali United.
Selanjutnya ada Dika Bhayangkara Desa Cidahu di Persib Bandung dan Ferry asal Desa Darma bermain di Persela Lamongan. Sedangkan di level yunior ada Yudsta Irfa Pangestu Desa Cibingbin di tim Bhayngkara FC U20.****
Penulis : Ade Lesmana
Mantan Pemain Pesik, Bandung Raya dan kini Pelatih Pesik