Connect with us

Hi, what are you looking for?

Village

Sejarah Desa Kertayasa, Asal Muasal Pemekaran hingga Mitos Jangan Terlalu Cantik

SINDANGAGUNG (MASS) – Salah satu daerah di Kecamatan Sindanggagung, Desa Kertayasa memiliki sejarah yang unik. Selain karena penamaanya yang diambil dari kondisi pertanian masayarakat di masa lalu yang luas dan subur, juga  mitos tentang Nyi Mas Darmawati yang memberikan pesan tentang susahnya menjadi wanita cantik terus hidup di masyarakat.
 
Kepala Desa Kertayasa yang baru saja terpilih pada 2019 lalu, Arief Amarudin, SSos I dengan gamblang menceritakan sejarah singkat tentang desa yang dipimpinnya tersebut, dirinya menjelaskan kecamatan yang menaungi desanya secara administrasi itu, merupakan pemekaran dari Kecamatan Garawangi.
 
“Dan kini, Kecamatan Sindangagung sendiri terdiri dari 12 desa, diantaranya, Kertayasa, Sindangagung, Kertawangunan, Mekarmukti, Babakanreuma, Tirtawangunan, Kaduagung, Sindangsari, Balong, Kertaungaran, Taraju, dan Dukuhlor,” ujarnya beberapa waktu yang lalu.
 
Dari penuturanya, Desa Kertayasa sendiri pada mulayanya masuk di wilayah Desa Cimindi atau yang sekarang dikenal sebagai Sindangagung. Namun sekitar tahun 1780, Kepala Daerah Kabupaten, atau yang kini lebih dikenal sebagai bupati, ketika melakukan perjalanan dari atau menuju ke arah timur dengan kuda-nya, selalu singgah di Desa Cimindi.
 
“Bukan sekedar singgah dan istirahat, tapi memberikan pembinaan juga. Dan karena sering jadi tempat berlabuh itulah, Cimindi itu diberi nama Sindangagung, tempat persinggahan,” tambahnya.
 
Arif melanjutkan, wilayah Cimindi tersebut (Sindangagung, red) terlalu luas. Atas dasar tersebut, bupati memutuskan untuk membaginya menjadi dua wilayah, pertama masih dengan nama Sindangagung (kini berada di selatan jalan raya). Sedangkan wilayah utara dinamai Kertayasa.
 
“Kertayasa itu seniri ada artinya, Kerta artinya subur. Sedangan Iyasa artinya tanah masyarakat. Jadi Kertayasa itu kira-kira mengandung arti ‘tanah luas milik masyarakat yang subur’ lah,” terangnya.
 
Hal itu sangat wajar, mengingat saat ini luas area persawahan di Kertayasa mencapai 61.3444 ha serta luas area perkebunan mencapai 14.7282 ha. Hal itu berbaning terbalik dengan luas pemukiman penduduk yang hanya 19.9804 ha.
 
Soal mitos yang berkembang sendiri, dijelaskan Arif berkembang karena berkaitan dengan asal-usul nama di salah satu dusunnya, Kampung Pajawan. Mitos tersebut erat kaitannya dengan salah satu makam yang hingga kini masih terawat di tempat pemakaman umum yakni  makam Nyi Mas Darmawati.
 
“Konon, Nyi Mas Darmawati adalah wanita cantik yang merupakan anak raja dari kerajaan Surakarta yang pergi meninggalkan kerajaanya karena banyak lelaki yang meminang,” ujarnya.
 
Disebutkannya, Nyi Mas Darmawati ini pergi meninggalkan kerajaan karena diancam oleh sejumlah pria yang akan menghancurkan kerajaannya jika menolak pinangannya. Dalam pilihan pelariannya itulah, Nyi Mas Darmawati singgah dan menetap di suatu tempat yang saat ini bernama Pajawaan (Pajawan), nama lain dari kampung pahing Kertayasa.
 
Hingga akhir hayatnya Nyi Mas Darmawati menetap di Pajawan dan tidak pernah menikah. Sebelum Nyi Mas Darmawati meninggal, dirinya sempat berwangsi kepada masyarakat, agar dikemudian hari warga Pajawan tidak usah menjadi wanita cantik seperti putri, karena akan susah hidup seperti yang dialaminya. (eki)
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version