KUNINGAN (Mass) – Sejak beberapa hari memasuki bulan suci Ramadhan, permintaan ubi jalar kepada petani ubi khususnya di Kabupaten Kuningan meningkat hingga seratus persen lebih. Tingginya permintaan itu, membuat para petani ubi di Desa Bandorasa Cilimus Kuningan kebanjiran pesanan di bulan puasa.
Bahkan, akibat pemintaan tinggi berdampak pada harga ubi yang semakin naik. Permintaan ubi terjadi karena pesanan yang meningkat dari wilayah Jakarta, Bandung dan daerah di luar kota lainnya.
Salah seorang petani ubi, Panjo kepada kuninganmass.com, Rabu (31/5), mengaku, akibat permintaan ubi yang semakin tinggi membuat para petani ubi kewalahan untuk memenuhi jumlah permintaan tersebut. Dalam sehari, permintaan ubi di bulan puasa bisa mencapai 8 hingga 9 ton ubi yang disalurkan ke beberapa daerah seperti Jakarta, Bandung dan kota-kota lainnya.
“Padahal, untuk hari-hari biasa sebelum bulan suci Ramadhan permintaan ubi hanya menjual sekitar 2 ton saja,” ujarnya.
Akibat tingginya permintaan itu lanjutnya, harga ubi pun naik dari Rp2 ribu perkilonya menjadi Rp3,8 ribu perkilogramnya. Banyaknya permintaan ubi, biasanya akan dijadikan kolak menu berbuka puasa.
“Sampai saat ini, Alhamdulillah pesanan ubi masih bisa terpenuhi untuk daerah Jakarta dan Bandung,” katanya.
Dikatakan, di wilayah Cilimus sendiri merupakan salah satu kawasan penghasil ubi jalar. Sehingga, petani ubi merasa bersyukur dengan tingginya permintaan ditambah harga yang relatif meningkat, membuat keuntungan tersendiri bagi para petani. (andri)