KUNINGAN (MASS)- Dari sejarah diketahui warga Tionghoa pertama kali datang ke Kuningan adalah ke Kecamatan Luragung. Di wilayah ini pun pertama kali makanan tahu diperkenalkan.
Menurut pemerhati sejarah Kuningan, Nding Masku tahu atau faufu mulai diproduksi di Luragung. Setelah itu merembet ke wilyah lain termasuk Desa Jambar.
“Yang masih ada di Desa Jambar adalah mesih sederhana untuk produksi tahu. Hinggga kini dari tahu itu menjadi budaya ekonomi,” tandas pria berambut gondrong itu, belum lama ini.
Kuninganmass.com sendiri mencoba mencari cikal bakal lahirnya tahu di wilayah Kecamatan dan ternyata di Lembur Sukun Kelurahan Purwawinangun.
Tempat ini adalah merupakan pabrik tahu pertama yang ada di Kuningan. Usaha pabrik tahu yang sekarang dikembangkan oleh generasi kedua yakni Ade Suherman.
Ade menerusan jejak Hj Lasmina. Dulunya merupakan pabrik tahu milik salah seorang warga Tionghoa.
Pada saat itu hasil produksi tahu sangat terkenal lezat dan harganya pun murah. Baru, sekitar tahun 1980 usaha tersebut dilanjutkan oleh Lasminah.
“Apabila ingin menikmati rasa asli tahu khas Kuningan harusnya datang ke sini. Karena tahu yang sekarang ada merupakan pengembangan dari tahu Lembursukun,” sebut Ade yang diamini kerabatnya bernama Adang.
Sebelum berkembang tahu Lamping seperti sekarang lanjut dia, tahu Lembursukun paling laris bahkan pernah merasakan masa jaya.
Tapi, seiring perubahan generasi lambat laun konsumen berkurang. Hal ini juga diakibatkan harga bahan baku kedelai yang terus meningkat.
“Saat ini kami menjual Rp400 yang mentah dan Rp500 untuk yang sudah digoreng. Selain di sini kami juga membuka di pasar Cipicung,” lanjutnya.
Ade mengaku, menggeluti usaha pembuatan tahu selain ingin melestarikan tahu khas Kuningan juga berharap suatu saat usaha tahunya kembali menggeliat.
Disebutkan, kelebihan tahu Kuningan dibanding tahu Sumedang adalah tahu Kuningan memiliki ciri khas tektur tahu halus, lebih gurih serta berisi.
Dengan kelebihan tersebut tahu Kuningan bisa merajai penjualan di kota kuda meski penjual tahu Sumedang cukup banyak. Sudah mencoba belum?. (agus sagi mustawan)