KUNINGAN (MASS) – Pendamping PKH Kecamatan Ciawigebang, Toto Suharto angkat bicara soal keributan di Kantor Kepala Desa Sukadana, Kecamatan Ciawigebang, Senin (18/9/2023) siang tadi.
Ia mengatakan bahwa keributan tersebut terjadi saat sosialisasi bantuan PKH. Menurutnya, sosialisasi ini dilaksanakan untuk memberi pemahaman kepada masyarakat terkait bantuan sosial tersebut.
“Jadi gini awalnya kan ada gejolak di masyarakat bahwa bantuan itu ada yang sebagian menerima ada yang tidak. Kami ini adalah satu langkah untuk sosialisasi ke masyarakat kenapa sih ada yang dapet ada yang engga. Itu tujuannya sebenernya hari ini, sosialisasi program bansos yang diterima oleh masyarakat,” kata Toto Suharto.
Menurutnya, saat sosialisasi tersebut terdapat beberapa orang yang tidak puas karena tidak dapat bantuan sehingga mereka memprovokasi yang lainnya untuk membuat keributan.
“Tapi ada beberapa orang yang merasa tidak puas pengen nerima aja, cuman ya ada provokatornya lah. Ya namanya masyarakat lah ya ada yang ngerti ada yang engga, sehingga ada provokator yang membuat keributan kan gitu,” ujarnya.
Saat ditanya mengenai dugaan korupsi dana bansos oleh agen penyalur, Toto Suharto mengaku belum menemukan indikasi adanya tindak pidana korupsi.
“Nah masalah korupsi itu kan sejauh ini belum ditemui, karena kan kita harus punya dasar pak. Itu dasar bahwa orang dikorupsi itu di pendampingan ada data kan dari bank juga,” lanjutnya.
Ia mengatakan bahwa jika memang ada yang terdata tapi tidak menerima, masyarakat diminta agar melaporkan hal tersebut kepada dirinya.
“Itu kan sebagai pengawasan pendamping (data dari bank), kalau memang dia tidak menerima ya tinggal lapor ke saya kan gitu,” jelas Toto.
Warga Yakin Dana Bansos Sudah Dikorupsi
Disisi lain, seorang warga Desa Sukadana, Kecamatan Ciawigebang, Mukhlis, mengatakan bahwa dia dan masyarakat lainnya meyakini jika dana bansos warga Sukadana dikorupsi oleh agen.
Menurutnya, ada beberapa masyarakat yang berdasarkan mutasi bank harusnya menerima karena mutasi tersebut menunjukan uang bansos masuk ke rekening istri agen, pada kenyataannya tidak diberikan.
“Soalnya ada kejadian, yang harusnya cair malah tidak cair. Justru yang dari pusat sudah cair, malah dialihkan ke rekening istrinya, kan dicek kesana,” kata Mukhlis.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa tidak ada kesalahpahaman sama sekali. Ia meyakini jika dana bansos tersebut sudah dikorupsi karena menurutnya sudah ada bukti terkait mutasi aliran dana yang masuk ke rekening istri agen.
“Bohong itu, ada bukti pemindahan ke rekening atas nama ibu Iyah, padahalmah gak dikasih itu walaupun udah masuk ke rekening istrinya agen,” lanjutnya.
“Ari salah paham mah ngan duaan bos, ieumah jalma salembur maenya salah paham,” timpal salah satu warga yang sedang berkumpul.
Selanjutnya, Mukhlis menuturkan bahwa masyarakat mempunyai tuntutan terkait situasi yang terjadi sekarang ini. Mereka ingin agen penyalur bansos yang sekaligus menjabat sebagai kaur umum di desa untuk diturunkan dari jabatannya.
“Pengen turun jabatan, kedua pengen bukti. Yang memang tidak cair ya mana buktinya. Soalnya ada kejadian, yang harusnya cair malah tidak cair,” ujar Mukhlis. (hafidz)
Video :