JAKARTA (MASS) – Pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana perkembangan nilai tukar Rupiah dan stabilitas perekonomian Indonesia di tengah tantangan global? Kali ini, Bank Indonesia melalui laman resminya memberikan laporan terkini yang menarik untuk disimak. Yuk, kita kupas bersama!
Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan terkini pada (13-17/1/2025) terkait stabilitas nilai Rupiah dan indikator perekonomian lainnya berdasarkan kondisi global dan domestik.
Pada akhir perdagangan Kamis, (16/1/2025), nilai tukar Rupiah ditutup pada level bid Rp16.355 per dolar AS. Sementara itu, pada Jumat pagi, (17/1/2025), Rupiah dibuka menguat ke level bid Rp16.280 per dolar AS. Namun, berdasarkan pantauan pada (20/1/2025), nilai tukar kembali naik menjadi Rp16.378,75 per dolar AS.
Pergerakan Yield dan Indikator Lain
- Yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun meningkat ke 7,17% pada (16/1/2025) sebelum turun menjadi 7,13% pada pagi hari (17/1/2025).
- Indeks Dolar AS (DXY) melemah ke level 108,96 pada (16/1/2025).
- Yield US Treasury (UST) Note 10 tahun tercatat turun menjadi 4,613% pada periode yang sama.
Aliran Modal Asing Minggu Ketiga Januari 2025
- Premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun per (16/1/2025) berada di 75,06 basis poin (bps), lebih rendah dibandingkan (10/1/2025) sebesar 79,88 bps.
- Data transaksi (13-16/1/2025) menunjukkan bahwa nonresiden mencatat jual neto sebesar Rp9,57 triliun, dengan rincian:
- Beli neto Rp0,01 triliun di pasar saham.
- Jual neto Rp4,17 triliun di pasar SBN.
- Jual neto Rp5,41 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
- Sepanjang 2025 hingga 16 Januari, data setelmen mencatat nonresiden jual neto Rp2,63 triliun di pasar saham, jual neto Rp0,59 triliun di pasar SBN, dan beli neto Rp5,84 triliun di SRBI.
Bank Indonesia terus memantau perkembangan kondisi global dan domestik untuk menjaga stabilitas perekonomian, termasuk nilai tukar Rupiah. Untuk informasi lebih lanjut, kalian dapat mengakses data resmi di situs web Bank Indonesia.(argi)