KUNINGAN (MASS) – Insiden rumah ambruk terjadi di Desa Kasturi Kecamatan Kuningan, persis di belakang Perumahan Kasturi Perdana. Insiden yang terjadi Rabu (16/5/2018) sekitar pukul 02.00 WIB dini hari itu mengakibatkan beberapa penghuni rumah terkubur reruntuhan.
Dari keterangan yang diperoleh kuninganmass.com, dini hari itu salah seorang penghuni mendengar suara pertanda rumah mau ambruk. Suara tersebut kemudian disusul dengan insiden ambruk, tanpa suara yang keduakalinya.
“Saya kan baru pulang dari pasar. Pas gitu mendengar suara kretek. Tak lama kemudian rumah ambruk. Saya mencoba melindungi bayi dan anak saya yang satunya lagi,” tutur Taslim (48), menantu dari Mak Iroh, pemilik rumah.
Kendati bayinya sudah dilindungi, namun rentuhan tetap mengubur sang bayi. Beruntung itu tidak berlangsung lama, lantaran Taslim langsung menyingkirkan reruntuhan. Sang bayi yang saat itu dalam kondisi pingsan langsung dilarikan ke rumah sakit.
“Di dalam rumah itu ada 9 orang. Ibu mertua saya, mak Iroh, lalu saya, istri saya, 5 anak saya, dan adik saya yang baru datang dari Pamanukan Subang,” sebut Taslim.
Selain dirinya, dini hari itu sedang terlelap tidur. Namun setelah mendengar suara, ada beberapa yang terbangun dan mencoba melindungi penghuni lainnya.
“Sambil berteriak minta tolong saya mencoba menyingkirkan reruntuhan yang menimpa anak-anak dan istri saya. Adik saya juga begitu. Tadi malam itu mati lampu, kayaknya putus kabel,” tuturnya.
Beberapa diantaranya terlindungi lemari sehingga tidak terkena reruntuhan. Namun sebagian besar mengalami luka lecet pada tubuh dan luka benjol di kepala.
Saepudin misalnya, anak sulung yang baru 13 tahun tampak terluka di kepalanya. Namun portal ini melihat ia sudah bisa main kembali dengan teman sebayanya di Perum Kasturi Perdana, Rabu sore.
“Semuanya dibawa ke rumah sakit. Alhamdulillah sekarang sudah pulang lagi, karena lukanya ringan hanya lecet,” ungkap Taslim kala dikonfirmasi Rabu sore sekitar pukul 15.00 WIB saat membersihkan reruntuhan.
Rumah tersebut sudah permanen alias memasang bata semen berikut genting biasa. Ditanya apakah karena cuaca hujan lebat, Taslim mengelaknya. Dini hari itu sudah tidak hujan. “Hujan mah siang. Ini mah gak ada hujan gak ada apa,” bantahnya.
Apakah bangunan tua? Dia pun kembali mengelaknya. “Bangunan baru, baru direhab 3 tahun ke belakang. Bantuan rutilahu ke ibu mertua saya,” sebut Taslim.
Menurut informasi yang diperoleh, 9 penghuni rumah tersebut diantaranya Mak Iroh, Taslim beserta adiknya, Titin (istri Taslim), Saepudin (13), Eneng Yulmasih (kelas 6 SD), Fahroni (TK), Nur Hazizah (3) dan Alfin Firmansyah (bayi 3 bulan). (deden)