KUNINGAN (MASS) – Kini Roghib sudah kelas 2 di SDIT Al-Imam Jl Pramuka Purwawinangun Kuningan.
Tubuhnya yang mungil serta wajahnya yang lucu ini, bernama asli Roghib Mabrur, warga Lingkungan Pahing Rt 02 Rw 01 Kelurahan Purwawinangun, Kuningan.
Ogib, nama panggilannya adalah kelahiran tahun 2012, yang merupakan anak dari pasangan Mochamad Izudin dan Durotul Yatimah.
Sejak tahun 2019 lalu, Ogib seringkali menjadi perwakilan sekolahnya untuk lomba tahfidz. Sekolah lainnya, biasanya mengirimkan anak kelas 3-5 SD.
Sebut saja pada 2019 lalu, Ogib mendapat Juara Harapan 3 lomba MHQ seKabupaten Kuningan.
Kemudian, tahun 2020 mendapat Juara 1 di lomba MHQ Pentas PAI seKecamatan dan bahkan Se-Kabupaten Kuningan. Sempat juga juara 2 tahun berikutnya di pentas PAI tingkat Kabupaten.
Bahkan, pada lomba MHQ Islamic Festival 4 Ar-Ruhama se-Wilayah III Cirebon 2020 lalu pun, bisa mendapat juara 1 meski terbilang sangat muda dibanding peserta lain.
Kepala sekolah SDIT Al-Imam, Ustadz Imam Anshor menyebut saat ini tahfidz quran memang menjadi program unggulan di banyak sekolah negri maupun swasta.
Orang tua saat ini, berharap kelak anak-anaknya menjadi hafidz atau hammil quran yang kelak akan memakaikan mahkota di akhirat kelak.
“Diantara motivasi program tahfidz, pertama setiap penghafal quran dijanjikan sebagai keluarga allah. Sebagaimana hadist nabi,” ujarnya sembari menyebutkan hadist yang menerangkan, allah mempunyai wali allah dari kalangan manusia dan memiliki tempat khusus yakni para tahfidz.
Motivasi kedua, Ustadz Imam Anshor menyebut bahwa program tahfidz quran memiliki kebaikan yang melimpah.
Dikutipnya sebuah hadist nabi yang menerangkan tentang kebaikan membaca bahkan satu huruf alquran. Bahkan, timbangan kebaikan dihitung sepuluh.
“Sebagaimana kita tahu, ketika anak menghafal quran. Dia akan mengulang ayat-ayat alquran sehingga tidak terasa jutaan kebaikan yang didapat dari satu ayat saja,” sebutnya.
Lalu motivasi ketiga atau yang terakhir adanya program tahfidz di sekolahnya mengutip ayat quran yang menerangkan bahwa penghafal qurab diibaratkan orang yang berniaga dan tidak pernah rugi.
“Itu diantara motivasi kami. Diharapkan kami pun (sebagai penyelenggara pendidikan, red) mendapat limpahan kebaikan,” harapnya. (eki)