KUNINGAN (MASS) – Aksi demi aksi dari mahasiswa dan pedagang kaki lima (PKL) soal relokasi yang ternyata membuat penghasilan pedagang makin merosot, direspon kembali oleh Bupati Kuningan.
Bupati Dr H Dian Rachmat Yanuar M Si mengaku pihaknya terus mencari solusi terbaik. Pasalnya, kata Bupati, keberadaan PKL di trotoar, punya dua sisi.
“Satu sisi, dengan adanya PKL kota hidup, (jajanan) murah mudah, lapangan pekerjaan, tapi satu sisi juga ada yang kita pikirkan hak pejalan kaki terganggu, mungkin menambah kesembrawutan,” kata Bupati, baru-baru ini pasca menghadiri kegiatan HDCI Kuningan.
Kedua sisi itulah yang diakuinya harus dipecahkan bersama. Bupati menggarisbawahi penyelesaian PKL harus dengan catatan tetap tertib teratur indah dan asri.
Ia menegaskan, Kuningan sebagai tempat pariwista harus menjungjung nilai keindahan ketertiban. Tapi Bupati juha menegaskan, PKL harus dimanusiakan.
“Langkah langkah sudah kita tempuh sebenarnya. Kebijakan Pak PJ jni kita tindaklanjuti sebetulnya, kita mungkin akan melapis hal yang masih kurang (dari kebijakan tersebut),” kata Dian.
Ia juga mamerkan kebijakan kemarin soal PKL, dimana Pemkab Kuningan memberikan insentif permodalan. Selain itu, Bupati juga mendorong membentuk koperasi dan masuk e katalog.
“Kedepan mereka bisa masuk ke ruang SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) untuk ngisi makan dan minum,” sebut Bupati.
Dalam kesempatan yang sama, Dian juga menyinggung soal rencana pembangunan tempat parkir. Dimana, akan dibuat 3 lantai parkir, dimana PKL ditempatkan di lantai terbawah agar terlewati kendaraan.
“Kita semua lagi mencari yang terbaik. (Tapi) Jangan sampai keputusan melanggar aturan, yang pasti trotoar hak pejalan kaki, ingin tertib, karena masyarakat juga ada yang mendukung ketertiban kerapihan, tapi saya sebagai Bupati harus bisa memanusiakan pedagang kaki lima. Mudah-mudaham semua bisa diselesaikan baik-baik,” imbuhnya. (eki)