KUNINGAN (MASS) – Tanggal 10 November merupakan sebuah kenangan sejarah dari para pahlawan Indonesia. Banyak sekali suri teladan yang dapat kita ambil selaku generasi penerus bangsa sekaligus pelurus bangsa dari mereka yang telah berjuang sekuat tenaga demi membela NKRI ini.
Bahu-membahu dalam membela NKRI sehingga perbedaan diantara mereka pun tidak dipersoalkan. Bahkan luar biasanya perbedaan itulah yang membuat mereka menjadi kuat, karena dengan perbedaan mereka saling melengkapi, saling menghargai saling mengingatkan. Karena dalam perbedaan akan munculnya sebuah perbandingan, dan tentunya dimana ada perbandingan di situ ada pengetahuan.
Dari situlah mereka tanpa mengenal putus asa dan tanpa mengenal usia mereka terus berjuang mempertahankan NKRI meskipun mereka sadar kekuatan persenjataan para penjajah jauh lebih kuat dari pada mereka. Namun semangatnya sungguh luar biasa mereka tidak pernah menyerah hanya karena senjata mereka bermodal bambu yang dibuat runcing saja karena mereka yakin bersama pasti bisa, bergotong royong pasti tercapai, bersatu pasti teguh dan bercerai pasti akan runtuh.
Sungguh banyak sekali teladan yang mereka contohkan kepada kita sekarang ini, tanah tumpah darah yang mereka korbankan kepada negara indonesia tidaklah sia-sia kita pasti sadar, bisa merasakannya dan juga menikmatinya.
72 tahun negara Indonesia telah merdeka, namun ironisnya negara kita belum dikatakan sebagai negara maju. Berpuluh-puluh tahun Indonesia telah merdeka namun hanya dikategorikan negara yang berkembang terus. Pantaskah itu?
Kita semua pasti menyadari bahwa ada satu hal di dunia ini yang tidak pernah berubah, yakni perubahan itu sendiri. Perubahan-perubahan yang berlangsung begitu cepat menuntut kita untuk dapat mengikuti dan menyesuaikan dengan perubahan itu sendiri.
Sebagaimana Allah SWT berfirman di dalam Al-qur’an surat Ar-Ra’d ayat 11 yang artinya :
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.
Oleh karena itu, jika kita tidak ingin ketinggalan dengan bangsa-bangsa lain maka pendidikan adalah hal paling utama yang mutlak dibutuhkan untuk mengembangkan potensi-potensi, Intelektual, Moral (Karakter), dan Keterampilan para generasi penerus bangsa yang berperan sebagai aset negara.
Sesuai dengan Undang-undang Dasar pasal 31 ayat 3 tentang sistem pendidikan Nasional, yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia sehingga kehidupan bangsa menjadi cerdas.
Secara logika apapun itu agama yang dipegangnya di dalam keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan itu terdapat kekuatan yang sangat besar yang dapat mempengaruhi logika, etika dan estetika Manusia sehingga tidak akan mustahil negara indonesia di kategorikan sebagai negara maju jika kehidupan suatu bangsanya menjadi cerdas.
Namun yang menjadi ironisnya kita ini sadar akan hal itu namun berpura-pura tak menyadari akan hal itu. Berbagai alasan dan cara diutarakan agar tidak disalahkan, sungguh ironisnya.
Kepada para pemuda-pemudi generasi penerus bangsa, jika kalian mengaku bernegara Indonesia dan memiliki agama sebagai pedoman hidup kalian, maka janganlah kalian menjadi generasi penerus bangsa yang hanya mampu meneruskan perjuangan para pahlawan saja. Tapi, jadilah kalian menjadi seorang generasi penerus sekaligus pelurus bangsa yang meneruskan dan meluruskan warisan yang telah diperjuangkan dari para pahlawan untuk kalian.***
Penulis: Argi Mochammad Z. P (Ketua Hima PAI UNISA)