Connect with us

Hi, what are you looking for?

Inspiration

Ratmi, Potret Nenek Berusia 83 Tahun yang Gigih Mencari Nafkah

KUNINGAN (MASS) – Usia nampaknya tidak menyurutkan Ratmi untuk tetap berjualan. Perempuan berusia 83 tahun itu, setiap harinya setia menyuguhkan nasi kuning dan gorengan di warungnya yang kecil.

Mih, adalah sebutan bagi perempuan yang berasal dari Desa Kaduagung Kecamatan Sindangagung.

Mih atmi, berjualan nasi di sebuah warung kecil, yamg wilayahnya masih satu komplek dengan Balai Latihan Kerja Disnaker Kuningan.

Meski tubuhnya sudah agak membungkuk, Nenek Ratmi nasihlah seorang pedagang. Siapapun pelanggan yang datang diterimanya dengan ramah.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Bertanya sedikit basa-basi sembari bulak-balik ke dapurnya warung untuk menyelesaikan maskan.

Di warungnya, memang menyediakan menu nasi kuning dan gorengan. Kadang tersedia juga lauk tambahan seperti oreg ataupun telur. Ada juga Kopi dan Rokok.

“Ti kawit ngadamel BLK ieu tos buka. Kepala kantor bae tos 8 gentosan,” jawabnya saat ditanyai kuninganmass.com, Selasa (5/1/2021) pagi.

Saat ditanyai lebih lanjut, warung dengan kondisi yang di beberapa sudah sangat terlihat bobrok itu memang sudah berdiri, mungkin 50 tahunan lebih. Ratni bilang, sudah sejak muda berdagang disana.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Sok rehabkeun ku si aa mih sae,” sebutnya sembari bercanda, saat ditanyai kenapa BLK sering direhab sedang warungnya tidak ikut-ikutan direhab.

Pada kuninganmass.com Ratni mengaku punya satu anak lelaki yang kini sudah menikah. Bahkan, sudah ada cucu yang biasa membantunya kala sedang di rumah.

2Tapi, tidak ada yang bisa membantu di warung karena tentu sudah bekerja masing-masing.

Memang, Ratni membuka warungnya sejak sangat pagi sekitar pukul 6. Ratni biasa menutup jualannya menjelang asar sekitar pukul 3 sore.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Adapun masakan, Ratni masih cukup kuat dan bersemangat. Dirinya bilang, di rumah menanak nasi sedang di warung memasak lauknya.

“Tanaga mah masih ageng, ngan ieu pinggang. Jadi ai tos calik teh, pas nangtung teh ieu pinggang hareras. Makana sok jalan-jalan, warung mah dikantunkeun,” tuturnya lebih lanjut.

Soal penghasilan, Ratni mengaku sebenarnya tidak begitu besar. Hanya 50-100 ribuan saja. Yang penting kebeli beras, setidaknya kalimatnya seperti itu.

Ratni juga senang bercerita banyak hal. Pada kuninganmass.com, selanjutnya dirinya ngalor ngidul cerita sejarah dari sejak masa SD nya di zaman Belanda.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Kemudian, zaman Jepang, zaman gerombolan, zaman PKI hingga zaman-xaman Presiden yang silih berganti. (eki)

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version