KUNINGAN (MASS) – Street food, jajanan jalanan memang memiliki peminatnya tersendiri. Apalagi, yang satu ini adalah jenis jajanan lama yang ada di Kuningan, bihun telur gulung.
Bihun telur gulung milik Fitri dan Basir ini dinamai SAE, selain karena dalam bahasa sunda memiliki arti ‘bagus’, SAE juga merupakan akronim dari Snack All Egg, artinya jajanan yang berbahan serba telur.
Salah satu owner, Fitri menyebut usahanya yang terletak di area kampus Uniku tersebut, berdiri sejak 4 tahun lalu, tahun 2016. Dirinya memiliki motivasi tersendiri dalam membangun usahanya, yang memang ingin melahirkan kembali jajanan tempo dulu.
“Reborn (melahirkan kembali, red) dengan varian kekinian, isian variatif,” ujarnya pada kuninganmass.com saat ditanyai keunggulannya dari jajanan lain, beberapa waktu lalu.
Harga yang dipatok sendiri sangat murah dan terjangkau, hanya Rp. 1000,- saja untuk satu tusuk. Namun, pada pandemi kali ini, dirinya mengaku pendapatan yang bisa dihasilkan menurun drastis, apalagi kegiatan kampus belum kembali berjalan.
“Penghasilan merosot jauh. Tapi kembali pada hakikatnya, bahwa rejeki itu telah diatur Allah SWT, jadi harus tetap yakin dan semangat menjalaninya,” tuturya lebih lanjut.
Dirinya berharap, keadaan segera pulih kembali dari pandemi, agar usahanya dapat melenggang kembali dengan normal. Dirinya juga tak kehilangan harapan meski dunia sedang dilanda pandemi, Fitri ingin, usahanya mampu berkembang lebih baik lagi.
“Mudah-mudahan ke depannya memiliki kios dengan aneka jajanan serba telur,” ujarnya penuh harap. (eki)
