KUNINGAN (MASS) – Gempa yang mengguncang wilayah Kuningan beberapa waktu lalu menyebabkan kepanikan di kalangan masyarakat. Karena itulah, masyarakat Kuningan memohon agar diberi keselamatan dari gempa, dengan cara menggelar doa bersama yang dilakukan beberapa pihak.
Seperti yang dilakukan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kuningan baru-baru ini (29/7/2024). Selain Kemenag, Warga Desa Pajambon juga melakukan hal yang sama di tempat dan acara yang berbeda, di hari yang sama.
Kemenag Kuningan menggelar istighosah dan doa bersama untuk keselamatan warga. Kegiatan ini berlangsung di Aula PLHUT Kabupaten Kuningan, bertepatan dengan pelaksanaan Rapat Evaluasi dan Tasyakur Binnimah Penyelenggaraan Haji Tahun 1445 H / 2024 M.
Istighosah ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kabag Kesra, Polres, Dinas Kesehatan, KBIH, serta Organisasi Masyarakat Islam. Dalam sambutannya, Kepala Kantor Kemenag Kuningan Drs H Ahmad Handiman Romdony menyampaikan keprihatinan atas terjadinya gempa yang mengguncang wilayah Kabupaten Kuningan. Ia mengingatkan bahwa adanya potensi gempa susulan menjadi kekhawatiran bagi masyarakat.
“Mari kita sama-sama berdoa semoga warga Kuningan selalu mendapatkan perlindungan dari Allah SWT, dijauhkan dari segala marabahaya, dan semoga tidak ada gempa yang terjadi di kemudian hari,” ungkapnya.
Pelaksanaan Istighosah dipimpin oleh Ketua MUI Kabupaten Kuningan, KH Dodo Syarif Hidayatullah, yang mengajak seluruh peserta untuk memanjatkan doa demi keselamatan dan ketenangan masyarakat Kuningan. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dukungan moral dan spiritual bagi warga yang terdampak serta memperkuat rasa kebersamaan dalam menghadapi bencana.
Sementara, warga Desa Pajambon Kecamatan Kramatmulya menggelar doa bersama memohon keselamatan dan menangkis kemungkinan bencana, dengan menggelar upacara babarit, (29/7/2024).
Dalam sambutannya, Kepala Desa Pajambon, Nani Ariningsih mengulas sejarah singkat Kebuyutan di desa tersebut. Acara juga dilanjutkan dengan Istighosah, shalawatan, dan doa. Puncak acara ditandai dengan makan bersama di lokasi acara.
Upacara babarit juga melibatkan PPM mahasiswa Syekh Nurjati Cirebon, Yayasan Anak Yatim Seribu Pulau, serta Villa Qur’an. Dana untuk acara ini dihimpun dari masyarakat dan dikelola secara bersama-sama.
Enra Saefullah, salah seorang tokoh pemuda setempat, menjelaskan bahwa tujuan utama dari upacara babarit adalah untuk menangkal bala dan memohon keselamatan dari marabahaya. Upacara ini juga memiliki fungsi sosial penting, sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga dan meningkatkan kekompakan komunitas.
“Dengan adanya upacara ini, diharapkan masyarakat Desa Pajambon dapat terus menjaga keamanan dan saling mendukung dalam menghadapi berbagai tantangan,”tutur Enra.
Sebagaimana diketahui, gempa mengguncang Kabupaten Kuningan sebanyak 3 kali. Pertama, pada Kamis, (26/7) sekitar pukul 04.00 dini hari, kemudian disusul pada pukul 17.36 WIB dengan Magnitudo 4,1 kedalaman 5 kilometer. Di hari berikutnya, Jumat (27/7), gempa kembali disarasakan warga Kuningan pada pukul 10.49 WIB dengan kekuatan 3,9 M dan kedalaman 8 km. (eki)