KUNINGAN (MASS) – Ramadhan kali ini benar-benar berbeda dari biasanya. Adanya wabah covid-19 membuat banyak aktivitas terpaksa dibuat berbeda, seperti sekolah yang sudah sebulan lebih terpaksa belajar melalui daring.
Keadaan yang banyak memaksa beraktivitas di rumah tersebut, dimanfaatkan Yenni Rachmawati, seorang siswi jurusan multimedia di SMK Cilimus ini terus mengasah kemampuan dan hobinya dalam menulis.
Yenni sendiri terbiasa menulis jenis sastra, seperti cerpen puisi, cerpen, dan novel juga essay. Bahkan sampai saat ini dirinya masih konsisten menulis di salah satu aplikasi novel gratis yang bisa diunduh melalui playstore.
“Karena harus stay at home, jadi bantuin mamah biasanya, ya bantu-bantu kerjaan rumah. Kalau ada waktu senggang ya ngelanjutin novel yang di wattpad,” ujarnya Rabu (29/4/2020) siang.
Karya-karyanya saat ini memang cukup banyak untuk anak seusianya, bahkan salah satunya pernah dibuat sebagai buku cetak oleh penerbit dan dijual secara komersil. Karyanya cerpen Labirin Kehidupan menjadi salah satu cerpen dari kumpulan cerpen di buku Permata Dari Lima Semesta. Sayangnya, di Kuningan ssendiri banyak yang belum tahu karyanya sudah diterbitkan, bahkan pihak sekolah pun belum memiliki bukunya.
“Untuk teman-teman, ayo kita budayakan literasi karena membaca atau menulis itu sama dengan menuangkan pikiran kita. Jangan malas membaca pokoknya deh,” ujarnya.
Ia berharap kedepannya mudah-mudahan di sekolah literasinya bisa diperbanyak. Bukan cuma buku-buku pelajaran, tapi novel fiksi maupun non-fiksi. Sehingga semua belajar dari .
“Syukur kalau sampe ada kelas literasi yang di dalamnya anak-anak akan dilatih untuk membuat suatu karya tulis yang bernilai,” harapnya.
Salah satu mentornya, Zabar menyebut sudah lama melihat bakat yang dimiliki siswinya tersebut. Maka dirinya menyarankan Yenni untuk mengikuti pelatihan secara daring yang diberikan oleh salah satu penerbit buku.
“Emang tadinya hobi nulis, si anaknya sering juga ikutan puisi-puisi dan lomba hasil karangan. Cuman waktu itu ada tawaran dari salah satu penerbit untuk ikut pelatihan menulis selama satu bulan. Pelatihannya nulis cerpen dan dibukukan pihak penerbit sekarang bukunya udah rilis,” terangnya. (eki)