KUNINGAN (MASS) – Umat Islam di seluruh dunia saat ini tengah menjalani ibadah puasa Ramadhan. Ramadhan dikenal juga dengan bulan Alquran. Sebab, di bulan inilah diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia.
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS Albaqarah [2]: 185).
Alquran merupakan ma’dubatullah (hidangan Allah), hidangan untuk umat manusia, suatu hidangan yang tidak akan pernah membosankan, semakin dinikmati akan semakin bertambah nikmat. Karena itu, setiap orang yang mempercayai Alquran akan bertambah cinta kepadanya. Cinta untuk membacanya, mempelajari, memahami, mengamalkan dan mengajarkannya.
Untuk itu, kaum muslim sangat dianjurkan untuk mensibukkan diri dengan Alquran pada bulan Ramadhan, sebaik-baik kesibukan adalah bermuamalah dengan Alquran. Allah SWT berfirman dalam hadits Qudsi, “Barangsiapa yang disibukkan oleh Alquran sehingga tidak sempat meminta kepada-Ku, akan Aku berikan kepadanya sesuatu yang paling baik yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta, dan keutamaan kalam Allah terhadap seluruh kalam selainnya adalah seperti keutamaan Allah terhadap seluruh makhluk-Nya.” (HR Ahmad dan Thabrani).
Selain itu, orang-orang yang sibuk dengan Alquran akan memperoleh ketentraman (sakinah), rahmat, naungan malaikat, dan Allah SWT akan senantiasa menyebutnya. Rasulullah SAW bersabda, “Tiada suatu kaum berkumpul di suatu rumah Allah, membaca kitab Allah, dan mempelajarinya di antara mereka, kecuali ketenangan akan diturunkan kepada mereka, dan mereka akan diliputi oleh rahmat Allah, dikelilingi para malaikat, dan Allah kan menyebut mereka kepada yang hadir di majelis itu.” (HR Muslim).
Ada beberapa kewajiban terhadap Alquran yang harus terus dilakukan oleh setiap mukmin, apalagi di bulan Ramadhan. Pertama, membaca Alquran. Allah SWT menjanjikan pahala dan balasan besar bagi orang yang membaca Alqur’an (QS Fathir [35]: 29-30).
Orang yang mahir membaca Alquran, ia akan bersama para malaikat yang mulia, sedangkan bagi yang kesulitan membacanya, tetap mendapatkan dua pahala, ia diberi pahala dengan membacanya dan mendapatkan pahala dengan kesulitan yang ia rasakan dalam membaca yang menunjukkan kesungguhannya untuk membaca Alquran dan kekuatan semangatnya, meskipun sulit ia rasakan.
Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang membaca Alquran dan pandai dalam membacanya, ia bersama para malaikat yang mulia. Dan yang membaca Alquran dengan mengeja dan ia membacanya dengan sulit ia mendapatkan dua pahala.” (HR Muttafaq alaih).
Kedua, mentadabburi Alquran. Alquran akan menjadi ruh (penggerak) bagi kemajuan kehidupan manusia manakala selalu dibaca dan ditadabburi makna yang terkandung dalam setiap ayatnya. Allah SWT berfirman, “Sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu dengan berkah agar mereka mentadabburkan ayat-ayatnya dan agar menjadi peringatan bagi orang-orang yang berakal.” (QS Shad [38]: 29).
Ketiga, menghafalkan Alquran. Alquran selain dibaca dan direnungkan juga perlu dihafalkan, dipindahkan dari tulisan ke dalam dada, karena hal itu merupakan ciri khas orang-orang yang diberi ilmu. Allah SWT berfirman, ”Sebenarnya Alquran itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada-dada orang-orang yang diberi ilmu, dan tidaklah mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang dzolim.” (QS Al-Ankabut [29]: 49).
Keempat, mengamal Alquran. Allah SWT berfirman, “Dan Alquran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” (QS Al-An’am [6]: 155).
Kelima, mengajarkan Alquran. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya.” (HR Bukhari)
Semoga Allah memberikan kemampuan kepada kita kaum muslimin agar istikamah mensibukkan diri dengan Alquran, sehingga kelak menjadi keluarga Allah SWT. Sabda Nabi SAW, “Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia.“ Para sahabat bertanya, ”Siapakah mereka ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ahli Alquran, mereka adalah keluarga Allah SWT dan orang-orang dekat-Nya.” (HR Ahmad dan an-Nasa’i). Wallahu a’lam.
Imam Nur Suharno
Kepala Divisi Humas dan Dakwah Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat