Kelihatannya semua itu mustahil sampai semuanya terbukti (Nelson Mandela)
KUNINGAN (MASS) – Setiap manusia pasti memiliki cara memandang segara sesuatu, jelas ini bersifat menyeluruh dan mutlak pada setiap manusi. Tingkat Pendidikan, tingkat kesejahteraan, kondisi geografis dan lingkungan sekitarnya serta kepentingan akan menjadi faktor dominan mempengaruhi kualitas dan ragam cara memandang.
Tidak terkecuali dalam hal membaca data dan angka kemiskinan, berbagai macam sudut pandang pasti akan bermunculan dari siapapun yang membaca data tersebut baik sekedar ikut-ikutan bereaksi atau mengkajinya secara ilmiah.
Untuk menjadikan komentar yang disampaikan menjadi lebih baik dan berkualitas yang berefek pada pencerdasan siapapun yang membaca informasi tersebut maka sangat disarankan untuk dapat melihat dari sudut pandang keilmuannya dan mengambil sumber data yang benar.
Data kemiskinan adalah ranah BPS (Badan Pusat Statistik) untuk menghitung datanya, dalam hal ini jelas BPS pasti menggunakan alat ukur dan metodologi yang jelas dan bisa diukur kertebandingannya antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. https://www.bps.go.id/subject/23/kemiskinan-dan-ketimpangan.html#subjekViewTab3 adalah link resmi dari BPS dalam menyampaikan informasi tentang metodologi dan data kemiskinan di seluruh wilayah Republik Indonesia.
DATA TENTANG KEMISKINAN DI JAWA BARAT
Beberapa media sudah menampilkan dan menyampaikan tentang data kemiskinan, sebagai bagian dari BPS Jawa Barat maka BPS Kabupaten Kuningan menyampaikan informasi yang lebih beragam tentang kemiskinan agar tidak menjadikan satu data saja tentang kemiskinan menjadi alat untuk mendeskriditkan siapapun terkait tentang data tersebut. Sebab tidak mungkin kemiskinan cukup diperdebatkan tentang peringkatnya tanpa berusaha secara bersama menemukan titik temu mengurai simpul kemiskinan.
Tidak untuk sekedar ikut-ikutan menghangatkan situasi tentang kemiskinan di Kabupaten Kuningan, berikut beberapa informasi tentang kemiskinan di Jawa Barat.
1. Jumlah penduduk miskin dihitung berdasarkan rata-rata pengeluaran perkapita perbulan penduduk dibandingkan dengan garis kemiskinan di suatu wilayah kabupaten atau kota. Pada Tahun 2020 Jawa Barat, Kota Depok adalah daerah dengan Garis Kemiskinan tertinggi yaitu sebesar Rp. 688.194,- dan Kabupaten Garut memiliki garis kemiskinan terendah dengan nilai sebesar Rp. 310.437,- sementara di Kabupaten Kuningan garis kemiskinannya sebesar Rp. 352.358,-.
2. Jumlah penduduk miskin di Jawa Barat pada tahun 2020 adalah sejumlah 3.920,23 (ribu jiwa), dengan jumlah terbesar ada di Kabupaten Bogor sejumlah 465,67 (ribu jiwa), dan terendah ada di Kota Banjar dengan jumlah penduduk miskin 11,16 (ribu jiwa). Sementara Kabupaten Kuningan dengan jumlah penduduk miskin sejumlah 139,20 (ribu jiwa) menempati peringkat ke 13.
3. Pertumbuhan jumlah penduduk miskin di Jawa Barat pada dari tahun 2019 ke tahun 2020 adalah sejumlah 521,07 (ribu jiwa), dengan jumlah pertumbuhan terbesar ada di Kabupaten Bogor sejumlah 70,64 (ribu jiwa), dan terendah ada di Kota Banjar dengan jumlah penduduk miskin 1,16 (ribu jiwa). Sementara Kabupaten Kuningan dengan jumlah penduduk miskin sejumlah 16,04 (ribu jiwa) menempati peringkat ke 15.
4. Persentase kemiskinan penduduk Jawa Barat adalah sebesar 7,88 persen dan bervariasi di setiap kabupaten/kota nya. Untuk tingkat kabupaten kota, Kota Tasikmalaya adalah kota/kabupaten dengan persentase sebesar 12,97 menjadi yang terbesar dan Kota Depok menjadi yang terendah dengan persentase sebesar 2,46 persen. Kabupaten Kuningan memiliki persentase sebesar 12,82.
5. Indeks Kedalaman kemiskinan propinsi Jawa Barat adalah sebesar 1,13, yang terendah ada di Kota Depok dengan angka 0,29 dan Kabupaten Kuningan dengan angka 2,41 menjadi yang terbesar.
6. Indeks Keparahan kemiskinan propinsi Jawa Barat adalah sebesar 0.23, yang terendah ada di Kota Depok dengan angka 0,06 dan Kabupaten Kuningan dengan angka 0,62 menjadi yang terbesar.
Semua dan siapa saja boleh berpendapat dan berkomentar tentang kemiskinan dan mengingat kemiskinan yang dibicarakan adalah data BPS maka kami mengingatkan bahwa banyak sekali ragam perspektif dalam membaca data kemiskinan, maka kami menyarankan agar menggunakan sudut pandangnya berdasarkan teori dan konsep kemiskinan yang digunakan oleh BPS.
Tak bosan kami juga menyampaikan bahwa teori, konsep dan metodologi penghitungan sampai dengan publikasi tentang kemiskinan ada pada link berikut ini https://www.bps.go.id/subject/23/kemiskinan-dan-ketimpangan.html#subjekViewTab3
Kepada para pemangku kebijakan, segenap akademis dan segenap warga Kuningan yang ingin mengetahui lebih detail data tentang kemiskinan sebaiknya terlebih dahulu membaca buku Data dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota Tahun 2020 pada link berikut ini:
https://www.bps.go.id/publication/2020/11/30/337a88d303fca9911cb7b0a8/data-dan-informasi-kemiskinan-kabupaten-kota-tahun-2020.html dan buku Penghitungan dan Analisis Kemiskinan Makro di Indonesia Tahun 2020 pada link sebagai berikut ini:
Terima kasih, tetap sehat, tetap semangat dan jangan lupa tetap bahagia.***
Penulis : ASEP HERMANSYAH, S.ST, Fungsional Statistisi Ahli Muda di BPS Kabupaten Kuningan, Jawa Barat