KUNINGAN (MASS) – Pemerintah Desa Pajambon Kecamatan Kramatmulya terus berbenah untuk mewujudkan statusnya sebagai Desa Wisata yang telah ditetapkan secara resmi melalui SK. Salah satu langkah nyata yang kini menjadi sorotan adalah pengembangan Wisata Pakuwon, sebuah kawasan agrowisata yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) setempat.
Menurut Kepala Desa Pajambon, Nani Ariningsih, pembangunan Pakuwon bukan sekadar proyek wisata biasa, melainkan bentuk strategi pemanfaatan lahan yang sebelumnya kurang produktif.
“Di sini banyak tanah cadas jadi kurang produktif. Kalau disewakan ke satu orang penerima manfaatnya hanya satu. Sekarang, kalau dijadikan agrowisata, penerima manfaatnya jadi banyak,” ujarnya, Sabtu (17/5/2025).
Dengan konsep wisata edukatif dan partisipatif, kawasan Pakuwon dirancang agar memberikan manfaat langsung kepada warga setempat. Mulai dari melibatkan karang taruna dan masyarakat sebagai tenaga kerja, hingga membuka peluang usaha seperti warung makan atau penjualan hasil pertanian.
Salah satu daya tarik utama di Pakuwon adalah keindahan bunga-bunga yang sempat viral itu, namun bunga tersebut hanya tumbuh dalam empat bulan sekali dan akan tumbuh kembali pada bulan ke-9 yang akan datang.
Selain itu, petik jambu langsung dari pohonnya juga diminati para pengunjung. Jambu khas Pajambon yang segar itu dijual seharga Rp10.000 per kilogramnya, dan pengunjung bisa memetik sendiri buahnya. Ada juga sayur-sayuran yang bisa dibeli langsung saat masa panen tiba.
“Insya Allah, dengan adanya aktivitas ekonomi ini, masyarakat sekitar bisa merasakan peningkatan ekonomi,” ungkap Nani optimis.
Bagi wisatawan yang mencari aktivitas alam, Pakuwon juga menawarkan area bermain air (papalidan) dan camp ground yang cukup luas. Dengan harga tiket yang terjangkau.
“Tentu tiketnya juga sangat ramah di kantong Rp5.000 untuk hari biasa, Rp7.000 saat akhir pekan, dan Rp15.000 jika ingin berkemah. Disini pengunjung juga diperbolehkan membawa makanan dari luar,” ujarnya.
Kades berharap Pajambon bisa menjadi contoh desa wisata yang berkelanjutan dan berdampak langsung bagi warganya. Pakuwon bukan hanya tempat berlibur, tetapi juga ruang bagi ekonomi desa untuk tumbuh bersama. (didin)