KUNINGAN (MASS) – Program peternakan sapi dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) bank BJB untuk tahap 2 rupanya tersendat. Calon penerima bantuan kredit tersebut hingga saat ini belum mendapatkan pasokan sapi.
Keterangan itu diutarakan Yaya, anggota Komisi II DPRD Kuningan, Selasa (14/9/2021) malam. Pasca audiensi Kamis (9/9/2021) lalu dengan menghadirkan para pihak terkait, ia tidak lagi mendengar kabar lanjutan.
“Pekan kemarin itu datang 30 calon penerima KUR tahap 2 ke gedung dewan untuk audiensi. Hadir juga dari PT Luwung Jaya Abadi, Dinas Peternakan dan juga dari Bank BJB. Kita bahas program KUR tahap 2 yang belum terealisasi,” tutur Yaya.
Puluhan calon penerima, lanjut politisi PKS tersebut, mempertanyakan kenapa belum terealisasi. Padahal mereka yang berasal dari Subang dan Cantilan itu sudah terverifikasi dan disurvei, tinggal Perjanjian Kredit (PK).
Yaya menerangkan, perorangnya bisa mendapatkan pasokan sapi 7 ekor ditambah pakan, obat-obatan dan pendampingan. Sehingga jika dinilaikan rupiah, kredit mereka mencapai Rp160 juta.
“Jadi meskipun berkelompok, dalam program ini atas nama orang, karena bentuknya kredit,” jelasnya.
Apa itu Program KUR Kerjasama?
Program tersebut buah kerjasama antara Bank BJB dengan PT Luwung Jaya Abadi, dengan pendampingan oleh Yayasan Agribisnis Center dan masyarakat umum. Dananya dari KUR untuk peternakan sapi.
Tahap I sudah bergulir dan berjalan sekitar bulan dengan penerima bantuan kredit sebanyak 18 orang. Hitungannya sama, per orang mendapatkan 7 ekor sapi ditambah pakan, obat-obatan plus pendampingan. Kalau diuangkan senilai Rp160 juta.
PT Luwung Jaya Abadi sendiri berkapasitas sebagai offtaker yang bertanggungjawab menjamin berjalannya program. Sebab masyarakat tidak dibebankan agunan, semuanya ditanggung oleh PT tersebut.
“Offtaker atau afilasi ini memberikan jaminan 30% dari total dana kepada pihak bank bjb. Jadi masyarakat tinggal mengurus sapi saja tanpa beban agunan maupun cicilan perbulan,” terang Yaya.
Sepengetahuannya, perjanjian dari program ini 1 tahun. Tiap 4 bulan sekali sapi dari peternak ditarik oleh PT Luwung Jaya Abadi untuk diperhitungkan bobot yang dapat meraup keuntungan peternak.
Tak heran jika Yaya mengapresiasi PT Luwung yang telah ikut mengentaskan kemiskinan dan ikut memulihkan ekonomi masyarakat Kuningan. Ia mendoakan agar program tersebut berjalan lancer.
Kenapa Tahap 2 Belum Terealisasi?
Pihak bank bjb menjelaskan alasan tersendatnya realisasi tahap 2. Itu karena sekarang ini sedang dilakukan evalusasi terlebih dulu terhadap guliran tahap 1. Kalau tidak ada keuntungan bagi petani/peternak, bank bjb merasa kasihan lantaran mereka sudah cape mengurus sapi.
“Pihak bank bjb tidak ingin peternak tidak memperoleh keuntungan. Makanya sedang dievaluasi dulu. Kalau bagus dilanjutkan, kalau tidak bagus ya dihentikan,” ungkap Yaya menirukan ucapan pimpinan bank bjb saat audiensi.
Sebagai wakil rakyat, Yaya meminta agar keterbukaan program yang dikedepankan dengan saling mengawasi. Dinas Peternakan pun mestinya dilibatkan, bukan hanya sekadar UPTD tingkat kecamatan.
“Itulah hasil audiensinya. Beberapa hal perlu diperbaiki. Tapi setelah hampir sepekan ini pasca audiensi, saya belum menerima informasi apapun baik dari BJB maupun PT Luwung,” ucap Yaya.
Sementara itu, kaitan dengan program pengadaan sapi dari dana pokir (pokok-pokok pikiran) anggota dewan, Yaya enggan berkomentar. Meski dari fraksinya ada aspirasi pengadaan sapi, namun penerimanya jelas. (deden)