KUNINGAN (MASS) – Kebutuhan adanya jaringan internet saat ini sudah menjadi salah satu kebutuhan esensial. Terlebih pandemi Covid-19 yang belum pulih telah merubah perilaku hidup warga negara Indonesia. Beberapa kegiatan yang awalnya dilakukan dengan tatap muka secara langsung, saat ini lebih sering dilakukan secara jarak jauh.
Pandemi Covid-19 telah mengubah hubungan interaksi masyarakat dunia untuk adaptif menggunakan teknologi digital. Bahkan, di Indonesia khususnya, pandemi telah meredam banyak sektor termasuk ekonomi. Sementara, untuk sektor industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) tetap kuat dalam menjaga agar pertumbuhan ekonomi tetap bertahan.
Di Kabupaten Kuningan saat ini ada 318 menara provider dalam rangka melayani akses internet masyarakat. Hanya memang belum bisa melayani semua wilayah di Kabupaten Kuningan.
“Saat ini masih terdapat 28 desa di 11 kecamatan yang masih belum bisa mengkoneksi internet. Hal ini disebabkan selain karena wilayah Kuningan pegunungan dan berbukit-bukit, juga karena ketika curah hujan atau cuaca yang bisa menghambat terkoneksinya akses internet tersebut,” ungkap Kabid Infrastruktur dan TIK Diskominfo, Acep Tisna Sudrajat SH MH baru-baru ini.
Dalam upaya mengentaskan blankspot, diskominfo juga tetap mengajak provider untuk berupaya memberikan pelayanan di wilayah tersebut sambil juga berupaya merencanakan kedepan membangun jaringan internet di wilayah Kabupaten Kuningan.
Satu dari 28 desa yaitu di Citundun Ciwaru, belakangan ini telah disurvei oleh Tekomsel untuk dibuatkan tower. Acep Tisna berharap, program tersebut berjalan lancar sehingga warga setempat bisa segera menikmati koneksi internet.
Diakuinya, dalam mengentaskan blankspot dibutuhkan dana yang besar. Untuk mendirikan satu tower saja, estimasi biayanya mencapai Rp200 juta. Ia bersyukur belum lama ini Pemprov Jabar melaksanakan program Desa Digital di 8 desa, yang dibantu masing-masing Rp200 juta.
“Kalau APBD Kuningan belum bisa mengkapernya. Maka dari itu perlu menggandeng provider yang nanti bisa bekerjasama dengan Pemdes sehingga dapat menjadi salah satu sumber PADes lewat Bumdes yang dimilikinya,” harap Acep.
Peran Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) disini sangat diperlukan dalam mendorong pemenuhan kebutuhan tersebut. Sehingga bintek yang digelar beberapa pekan lalu di Semarang akan memiliki dampak besar. (deden)
Berikut Ini Desa-desa yang Blank Spot:
Kecamatan Cilebak
1. Desa Patala 2. Desa Cilimusari 3. Desa Mandapajaya 4. Desa Legokherang
Kecamatan Cimahi
1. Desa Margamukti 2. Desa Gunungsari
Kecamatan Cibingbin
1. Desa Cipondok 2. Desa Dukuhbadag
Kecamatan Cibeureum
1. Desa Sukarapih 2. Desa Sumurwiru
Kecamatan Ciwaru
1. Desa Citundun 2. Desa Sagaranten
Kecamatan Hantara
1. Desa Cikondang 2. Desa Pakapasan Hilir
Kecamatan Kalimanggis
1. Desa Kertawana 2. Desa Wanasaraya
Kecamatan Karangkancana
1. Desa Jabranti 2. Desa Margacina 3. Desa Kaduagung
Kecamatan Maleber
1. Desa Buniasih 2. Desa Padamulya 3. Desa Giriwaringin
Kecamatan Selajambe
1. Desa Kutawaringin 2. Desa Bagawat 3. Desa Ciberung
Kecamatan Subang
1. Desa Gunungaci 2. Desa Situgede 3. Desa Pamulihan