KUNINGAN (MASS) – Presiden Mahasiswa Stikes Kuningan Rizky Maulan Rustam, angkat bicara soal Bimtek Kadus yang diselenggarakan Apdesi Kuningan.
Ia, melihat respon Apdesi Kuningan terhadap kritik, dianggapnya gagal paham. Pasalnya, sejak awal Presma Unisa setuju pada upaya yang dilakukan oleh Apdesi Kabupaten Kuningan untuk memberikan bimtek kepada para Kadus.
Hal itu, dianggap positif karena berdampak kepada para kadus yang berada di garda terdepan dalam pelayanan dimasyarakat.
“Namun persoalannya muncul ketika biaya yang harus dikeluarkan dan tempat pelaksanaan bimtek yang dipersoalkan oleh rekan seperjuangan kami,” ungkapnya membela pernyataan Presma Unisa Reza Maulana, Kamis (11/5/2023).
Baca : https://kuninganmass.com/milyaran-rupiah-uang-desa-lenyap-untuk-bimtek-di-bandung/
Baca juga : https://kuninganmass.com/apdesi-ajak-mahasiswa-tidak-hanya-melangit-tapi-harus-membumi/
Secara umum, Rizki mengatakan bahwa kehadiran mahasiswa terkadang dimaknai sebagai ancaman oleh para penguasa, karena idealisme dan kecenderungannya terhadap kepentingan rakyat.
Peran intelektual, moral dan sosial, lanjut Rizky, tentu sangat melekat dalam diri mahasiswa terhadap masyarakat. Ia juga menyinggung soal peranan mahasiswa sebagai kontrol terhadap pemerintah.
Hal itu sangat penting diingat, sebagai wujud mahasiswa sebagai agent of change, agent of social control, iron stock, Guardian of value dan peranan lainnya.
“Mahasiswa Kuningan tentu sudah sering turun ke jalan melakukan audiensi kepada pemerintah dalam hal memperjuangkan rakyat, jadi peranan dan fungsi kami sebagai mahasiswa seyogyanya telah dan terus akan kami lakukan demi masyarakat,” terangnya.
Di akhir, Rizky juga berharap, baik mahasiswa atau pemangku kebijakan harus mengutamakan kepentingan yang lebih luas bukan kepentingan golongan atau bahkan pribadinya. (eki)