Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Politics

Edo Berpeluang Jadi Pesaing Berat Rana di K2?

KUNINGAN (Mass) – Munculnya nama Mohammad Ridho Suganda SH, putra bungsu dari mantan Bupati Kuningan dua periode, H Aang Hamid Suganda yang dikabarkan bakal menggantikan posisi di Wakil Bupati kedepan (K2), nampaknya bakal sedikit mengganjal peluang kader PDI Perjuangan lainnya, khususnya Ketua DPRD Kuningan, Rana Suparman SSos. Sebab, mekanisme partai yang ditempuh nantinya akan dikembalikan lagi kepada rekomendasi yang dihasilkan dari keputusan DPP PDI Perjuangan, sehingga peluang itu nampaknya masih terbuka lebar.

Bahkan, Edo sapaan akrabnya ketika dikonfirmasi kuninganmass.com  menilai, jika memang dipercaya untuk sebuah amanah yang harus diemban, maka dirinya tak segan untuk meneruskan perjuangan pemimpin sebelumnya, yang tak lain ibunda Edo sendiri yakni almarhumah Bupati Utje Ch Suganda dalam membangun Kabupaten Kuningan kedepan.

“Kalau namanya diberikan amanah, itu kan ibarat kata sebuah tanggungjawab yang harus kita emban. Kalau saya sendiri akan berpikir dulu, apakah saya mampu menjalankan, karena bebannya berat, 12 tahun dipimpin sama orang yang menurut saya orang hebat, berhasil. Kalau menggantikan posisi beliau disitu, saya harus bisa meyakini diri saya sendiri kalau saya juga mampu melakukan hal itu, kalau saya belum mampu ya saya akan jawab tidak. Kalau saya mampu ya oke, tapi selama tidak melanggar aturan yang ada,” ungkap Edo didampingi Ketua Tim UHAS, Dadang Suhendar kepada kuninganmass.com kemarin, Jumat (22/4).

Advertisement. Scroll to continue reading.

Namun, pihaknya juga mengaku, hingga sejauh ini didalam keluarga besar sendiri belum sekalipun membahas terkait pencalonan ataupun soal kekosongan di jabatan K2 kedepan. Saat ini, dirinya sebagai salah satu anggota keluarga masih menghormati masa berkabung sepeninggal wafatnya almarhumah Bupati Kuningan, Hj Utje Ch Suganda.

“Jadi, boro-boro ngobrolin itu kang, sekarang kita nanya sama bapak saja kita gak enak hati. Karena beliau ini lagi sedih lagi apa, ngajak ngobrolnya aja kita gak enak hati, takut salah ngomong kek, apa kek, jadi kita ya ngobrol ma bapak kalau diajak ngobrol aja sama bapak baru saya bisa jawab, daripada salah kan, apalagi kita ngebahas masalah itu. Ya kalau bapak punya planing kedepannya kaya gimana kan kita gak tau,” jelasnya.

Putra bungsu H Aang itu berpendapat bahwa, urusan hal tersebut merupakan ranah dewan, dengan sejumlah partai pengusung dan juga melalui mekanisme yang harus ditempuh dengan baik dan benar. “Karena, kita juga tau aturan, tau diri, ada sopan santun dan lain sebagainya,” tukasnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Makanya kata Edo, pembicaraan kearah sana memang sampai saat ini belum pernah ada. “Saya minta kepada teman-teman yang sudah membicarakan ini, tolonglah hargai kita sebagai keluarga, karena terkait munculnya pemberitaan saya tiba-tiba seperti ini, ya saya gak tau. Kita kan masih dalam masa berkabung, tidak ada juga niatan seperti ini, karena saya jauh lebih memilih ibu masih ada, daripada harus diberitakan di media seperti ini,” harapnya.

Lebih jauh, Edo yang juga kader PDIP itu juga menyampaikan, dari pengalaman organisasi dirinya pernah menjabat sebagai Ketua DPD KNPI Kota Bogor, Ketua Karang Taruna di Kota Bogor, aktif di Gapensi dan Kadin, dan saat ini menjabat sebagai Sekretaris Banteng Muda Indonesia titisan dari PDIP, sekaligus menjabat Ketua Departemen Internal DPC PDIP Kota Bogor. (andri)

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement

You May Also Like

Advertisement