PASAWAHAN (Mass) – Pohon-pohon zaman penjajahan Belanda yang umurnya ratusan tahun, kini sudah mulai dirobohkan. Setelah tahun kemarin pohon karet di alun-alun Desa Cilimus disingkirkan, kini giliran pohon peundeuy kramat di Desa/Kecamatan Pasawahan yang ditebang.
Pohon peundeuy ini mempunyai ketinggian sekitar 20 meter. Lilitan batangnya mencapai lebih dari 3 meter. Konon usianya sudah ratusan tahun. Bahkan satu versi menyebutkan, usianya telah berabad-abad.
“Kasepuhan di sini yang umurnya sekarang sudah tua mengaku pohonnya sudah sebesar itu ketika dirinya masih anak-anak. Jadi ya wajar kalau muncul versi umur pohon sudah berabad-abad,” ungkap salah seorang warga setempat, Abdul Rojak, Kamis (8/6/2017).
Pada saat penebangan, Rabu (7/6/2017), warga berbondong-bondong menyaksikannya. Lokasi berdirinya pohon masih di area sumur 7 Cikajayaan Desa Pasawahan. Pohon kramat tersebut bernilai sejarah tinggi. Selain itu pun, konon terdapat penunggu yang selalu menjaganya.
“Memang ada penunggunya, tapi sekarang sudah aman. Kebetulan kami juga ikut berpartisipasi dalam mengamankan warga dari kekhawatiran pohon tumbang selama ini,” tandas Abdul Rojak, yang juga ketua Karang Taruna desa tersebut.
Dia tahu betul penyebab ditebangnya pohon peundeuy kramat. Dituturkan, sudah setahun ini pohon bersejarah tersebut mati. Daunnya sudah rontok dan dahan rantingnya berguguran. Selaku pemuda desa, Rojak merasa khawatir pohon akan tumbang dan membahayakan pengunjung sumur 7.
“Karena masuk area sumur 7 Cikajayaan, tentu banyak pengunjung yang terancam keselamatannya jika ranting, dahan, bahkan pohonnya tumbang,” ucapnya.
Oleh karena itu Pemerintah Desa Pasawahan melakukan upaya penyelamatan dengan cara penebangan. Petugas dari BTNGC pun hadir guna menyaksikannya. Lantaran kramat, warga turut berduyun-duyun ke lokasi guna menonton langsung prosesi penebangan. (deden)