KUNINGAN (Mass)- Tingginya angka prevalensi penyalahguna narkoba yang kini mencapai 2,8 persen atau sekitar 5 juta jiwa, menjadi keprihatinan bersama.
Tidak hanya BNN sebagai aparat pemerintah, namun juga menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat hingga skala terkecil yaitu keluarga.
PKK Kramat Mulya diajak kerjasama oleh BNN untuk ikut serta menyosialisasikan bahaya narkoba kepada sejumlah keluarga melalui penyuluhan yang dilakukan oleh BNN. Kegiatan dilakukan di Aula Kecamatan Kramatmulya Kamis (19/1/2017).
Dalam acara Kampanye Stop Narkoba Melalui Media Tatap Muka Kepada TP-PKK itu bertujuan menciptakan masyarakat bersih narkoba. Keluarga menjadi benteng pertama dalam menagkal narkoba.
Juju Junaedi seelaku pembicara Dari BNN Kuningan menekankan tentang pola asuh yang ada di dalam keluarga turut menentukan pencegahan peredaran narkoba kepada kalangan anak muda. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak harus selalu dibangun.
“Kenali pula setiap perubahan sikap anak yang drastis sebagai upaya pencegahan terjadinya penyalahgunaan narkoba. Bapak dan ibu memegang peranan yang strategis untuk selalu menjaga agar anak cucunya jangan sampai terjebak dalam penyalahgunaan narkoba,” tandasnya.
Juju menyebutkan, ada tiga jenis pola asuh orang tua yakni orang tua permisif, otoriter, dan demokratis. Pola asuh permisif adalah pola asuh yang segala rupa permintaan atau keinginan anak diperbolehkan.
Pola asuh seperti ini akan berakibat pada karakter anak yang tidak patuh aturan. Sedangkan pola asuh otoriter adalah pola asuh orang tua yang sangat menekan dan mengontrol anak sehingga tidak memiliki kebebasan. Kedua pola asuh diatas dapat menyesatkan anak pada narkoba.
Pria asal Kecamatan Darma ini, menghimau agar ibu-ibu PKK menerapkan pola asuh demokratis, karena dengan pola asuh yang demokratis, anak tetap dapat menyampaikan keinginannya tanpa tekanan namun juga mampu memiliki tanggung jawab pada setiap pilihannya.
“Orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak. Penerapan pola hidup sehat sangat penting dilakukan dalam keluarga. Ajarkan pula anak untuk tidak bersahabat dengan rokok,” tandasnya lagi.
Selain mengandung zat-zat kimia berbahaya, rokok juga disebut-sebut sebagai gerbang menuju narkoba, karena berawal dari rokok dapat beralih ke narkoba.
Sementara itu Kasi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNK Kuningan Agus Mulya, mengatakan bahwa BNNK Kabupaten Kuningan berupaya maksimal untuk bisa memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya narkoba. Begitu juga upaya penindakan yang tegas kepada para pengedar narkotika sesuai perundang-undangan yang berlaku.
Beberapa hal yang harus dijauhi diantaranya psikotropika dan zat adiktif lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama yang sinergi dari semua sektor untuk bisa memerangi narkoba.
“Kami berharap melalui acara ini bisa menjadi upaya yang baik untuk membina dan memberikan informasi tentang bahaya narkotika bagi ibu-ibu PKK untuk bisa melakukan penangkalan narkoba dimulai keluarganya. Dari keluarga yang utuh dan bahagia akan tercipta sebuah negara yang kuat. (agus)