KUNINGAN (MASS)- Semakin hari suasana di 203 desa di Kabupaten semakin ‘panas’. Pasalnya, sudah memasuki masa kampanye. Total ada 564 calon yang akan bertarung pada tanggal 3 November 2019.
Menurut saya Pilkades 2019 merupakan Pilkades yang paling seru karena ada tiga desa yang lebih dari lima balon kades sehingga ada lima calon yang tersingkir dan ironisnya ada salah satu calon incumbent yang tersingkir.
Belum lagi banyak desa yang calonnya lima orang. Lalu, berlatar belakang jebolan S2.
Tentu ketertarikan mereka maju dalam Pilkades menjadi tanda tanya besar. Apakah karena penghasilan kades menggiurkan atau memang ada faktor lain,
baca berita sebelumnya : https://kuninganmass.com/government/village/empat-orang-balon-kades-jebolan-s2/
Ada tiga hal yang saya cermati dalam Pilkades yakni uang, keluarga, dan dukun. Kenapa itu yang menjadi hal menarik yang saya amati karena memang tidak bisa lepas dari tiga faktor itu.
Uang : Tentu setiap calon membutuhkan amunisi. Contoh kecil untuk baligo, belum juga untuk biaya tim sukses dan juga biaya-biaya tak ‘terduga’ lainnya.
Saya berbincang dengan salah satu calon dan juga puluhan tim suskes calon kades mereka mengaku, biaya untuk pilkades cukup besar.
“Jagoaan saya untuk menyediakan sembako saja sudah habis Rp60 juta, belum lagi untuk hal yang lainnya. Ini pertarung gengsi jadi akan berbuat secara maksimal,” ujar salah satu ‘bagong’ Calon Kades.
Timses yang lainnya menyebutkan, di tempat satu calon sudah menyimpakan Rp200 juta bahkan ada yang menyiapkan Rp600 juta. Ini sudah sangat luar biasa dan bahaya karena mau menggantinya dari mana setelah terpilih.
“Memang ada sponsor tapi kan asa terlalu teuing kalau ratusan juta mah. Tapi, ini demi gengsi dan harga diri. Saya tidak perlu gamplang menyebutkan uang sebanyak itu untuk apa, karena pasti sudah tahu,” tandas ayah dua anak ini.
Poin yang kedua adalah keluarga. Bukan ceria baru ketika ada Pilkades karena beda pilihan dengan saudara saling benci.
Bahkan, dengan suami istri sekali pun. Ini tentu luar biasa karena magnet Pilkades bisa menghancurkan hubungan kekerabatan.
Saya berharap jangan terlalu lebay karena gara-gara Pilkades jadi berantakan. Inget kejadiaa Pilpres, awalnya mereka musuhan, eh ujungnya mereka satu kabinet.
“Justru bagi saya Pilkades itu lebih seru dari Pilpres. Bahkan, lebih rawan karena pendukungnya berada dibawa dan berdekatan. Kondisi ini bisa berbahaya kalau benar-benar semua pihak tidak sadar. Saya berharap ulah kamalinaaan” ujar teman saya yang bernama Nana.
Dan point terkahir adalah dukun. Kenapa saya begitu beraninya masukan kalimat ini karena memang pertarung tidak lepas dari permainan paranormal meski mungkin tidak semuanya tidak seperti itu.
“Belum juga Pemilihan sejak awal kakak saya “diserang’. Banyak hal ganjil yang sulit dijelaskan tapi semua mengatakan hal yang sama,” ujar pria yang baru melepas masa lajangnya itu.
Saya sendiri kepada calon-calon kades yang dekat pun bertanya masalah ini dan mereka mengaku sudah tidak aneh tapi kebanyakan pasrah kepada Allah SWT. Kalau sekedar ziarah mereka mengaku akan melakukan.
Saya sendiri pada Minggu lalu ada yang menelpon kebetulan selama ini banyak membagikan berita tentang Pilkades. Orang yang saya kenal itu menelpon dan mengaku siap membantu untuk memuluskan langkah menjadi kades.
“Ajak kesini aja nanti saya antar dan Insya Allah karena yang sudah-sudah juga sukses. Kita diwajibkan untuk berusaha,” ujar dia menyakinkan.***
Penulis : Agus Sagi
Tinggal di Kuningan Kota