Connect with us

Hi, what are you looking for?

Uncategorized

Petahana Jadi Nahkoda Politik (lagi)?

KUNINGAN (MASS) – Pemilu merupakan bentuk penjawantahan dari  nilai-nilai demokrasi. Melalui pemilu rakyat dapat memilih figur pemimpin yang cocok untuk dapat memajukan daerahnya dan dapat bertindak nyata untuk kesejahteraan bersama. Kita harus mengakui bahwa dalam pelaksanaan demokrasi melalui pemilu bukanlah sistem yang sempurna yang tidak memiliki kelemahan-kelemahan. Pemilu akan mencapai tujuan utamanya, yaitu melahirkan para pemimpin amanah yang mensejahterakan rakyat, apabila negara yang menerapkan demokrasi tersebut benar-benar telah siap untuk hidup berdemokrasi (Muhadam Labolo & Teguh Ilham, Partai Politik Dan Sistem Pemilihan Umum Di Indonesia, 2015: 47).

Memetakan Kekuatan Politik Calon Bupati Kuningan

Dalam pemilihan umum kepala daerah kabupaten Kuningan. Terdapat beberapa nama calon yang dikabarkan siap untuk berkompetisi dalam kontestasi politik nanti. Diantaranya adalah: H. Acep Purnama, M.H. petahana yang berasal dari PDIP ini digadang-gadang memiliki modal politik yang kuat, karena tokoh politik ini sudah mempunyai kemampuan berpolitik yang patut untuk diperhitungkan. Selanjutnya adalah, Dede Sembada yang resmi di lantik menjadi wakil Bupati Kuningan pada Rabu, 28 Desember 2016, sebagaimana tertuang dalam Keputusan DPRD Kabupaten Kuningan Nomor 172/KPTS.25-DPRD/2016. Sosok Dede Sembada patut diperhitungkan dalam kontestasi politik karena tercatat bahwa Dede pernah menjabat menjadi Anggota DPRD Kabupaten Kuningan Tahun 2009-2014 (periode pertama)  dan tahun 2014-2016 (periode kedua). Selain itu, H. Mamat Robby Suganda M. AP. Tokoh politik ini merupakan sosok pengusaha yang pernah menjabat sebagai Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat. Selain itu, Robby  termasuk kedalam kader utama partai Demokrat yang pernah dilantik secara langsung oleh SBY.

Yosa Octora Santono, M.M. merupakan figure muda yang dikenal sebagai ketua Amin Family Center (AFC), bendahara 1 HIPMI Jawa Barat, Ketua Garda Muda Priangan, Ketua IMDI Kabupaten Kuningan, dan koordinator staff ahli Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat. Jiwa organisatoris yang telah terpatri, sehingga calon ini tidak bisa dianggap remeh.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Drs. H. Momon Rochmana, M.M. merupakan tokoh politik yang pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Kuningan. Tokoh politik ini mendapatkan  perhatian karena pengalaman sebagai politisi dapat menjadikannya sebagai modal politik untuk maju di kontestasi pemilu mendatang. Selanjutnya,  H. Dudy Pamuji, M.Si. politisi ini memiliki dukungan mulai dari 32 PK Partai Golkar hingga dukungan dari petinggi DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat untuk mengikuti pemilukada nanti.

Udin Kusnaedi, SE., M.Si.merupakan politisi yang menjabat sebagai Ketua DPD PAN Kuningan. Keseriusan politisi ini membuatnya melangkah lebih cepat untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat seperti pemasangan baligho, dan ratusan kendaraan yang sudah dibranding. Yang terakhir adalah Dr. Toto Suharto, S.Farm. menyatakan siap menyalonkan diri menjadi Bupati Kuningan. Dr. Toto merupakan kader senior Partai Amanat Nasional (PAN) dan sebagai Wakil Ketua DPRD.

Calon-calon bupati yang dinyatakan siap untuk menghadapi kerasnya persaingan politik diharapkan memiliki program-program yang bermanfaat dan dapat mendukung kemajuan daerah baik itu dari segi ekonomi, sosial, politik, dan sebagainya. Selain itu, kekuatan politik yang dimiliki harus dipergunakan dengan sebijak-bijaknya sehingga tidak adanya eksploitasi dalam kehidupan berdemokrasi.

Modal Politik Petahana

Advertisement. Scroll to continue reading.

Petahana atau incumbent secara mudah dapat diartikan sebagai seseorang yang mencalonkan diri untuk mencapai atau mendapatkan jabatan yang sedang dijabatnya. Atau kita dapat menggunakan penafsiran dari Komisi II  terhadap petahana adalah orang yang menjabat, apakah sedang atau sudah menjabat.

Petahana Kabupaten Kuningan adalah H. Acep Purnama yang sedang menjabat sebagai Bupati Kuningan hingga 2018 nanti. H. Acep dikatakan sebagai petahana karena beliau akan mencalonkan diri menjadi Bupati Kuningan yang akan bersaing dengan figur-figur politik lainnya.

Modal politik harus dimiliki oleh seseorang yang berambisi untuk mendapatkan kekuasaan politik baik itu di tingkat lokal hingga nasional, sehingga dituntut bagi tokoh-tokoh politik harus menggali lebih dalam untuk mendapatkan modal politik. Modal politik akan sangat membantu seseorang untuk melakukan kegiatan politik seperti: diplomasi, Lobbying, proses pembuatan kebijakan, proses mempengaruhi masyarakat, dan sebagainya.

Acep sebagai petahana yang sangat diperhitungkan dan merupakan saingan politik yang cukup berat, memiliki modal politik yang dapat mempengaruhi kekuatannya dalam pencalonan Bupati. Kekuatan politik setidaknya mencakup tentang basis perolehan suara, dukungan partai politik, relasi politik, kemampuan berpolitik, program-program yang diusulkan, serta kepemimpinan yang berpengaruh terhadap kehidupan politik dan pemerintahan.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Kendaraan politik petahana (PDIP) memiliki pertimbangan dalam mencalonkan kadernya dalam Pilbup Kuningan. PDIP setidaknya mendukung petahana untuk maju dalam pilbup Kuningan, dukungan tersebut sangat penting karena hal itu merupakan bagian dari kekuatan politik dan modal politik untuk petahana.

Petahana Jadi Nahkoda Politik Kuningan (lagi) ?

Dengan mengetahui kekuatan politik dan modal politik yang dimiliki oleh masing-masing calon, maka strategi politik setiap calon akan berbeda. Kejelian dan kecerdasan calon dalam mengambil celah untuk meningkatkan peluangnya dalam pilbup Kuningan sangat dibutuhkan. Manuver setiap calonpun akan berbeda-beda dalam meningkatkan elektabilitas serta mendapatkan legitimasi dari masyarakat secara luas.

Elektabilitas sangat diperlukan dalam kontestasi politik karena kecenderungan masyarakat dalam memilih disebabkan adanya faktor ketokohan dan keterkenalan calon. Selain elektabilitas, setiap calon harus memberikan pengaruh positif dan membangun prinsip integritas kepada masyarakat secara luas, sehingga legitimasi masyarakat akan didapat.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Melihat hasil survey yang dilakukan oleh Kuningan Institute, petahana memiliki elektabilitas yang cukup tinggi sekitar 39.2%. Selain itu petahana memiliki tingkat popularitas yang tinggi yaitu sekitar 92.6%. Hasil survey ini bukanlah sesuatu yang harus menjadi patokan bagi petahana untuk menganalisis keadaan politiknya. Kehidupan politik sangatlah dinamis, sehingga dibutuhkan langkah konkret dalam mempertahankan elektabilitas serta popularitasnya.

Data yang dihasil oleh Kuningan Institute sangat membantu calon-calon lain untuk memetakan kekuatan-kekuatan politik lawan. Dengan metode self branding yang baik cabup-cabup Kuningan akan lebih mudah untuk meraih elektabilitas serta popularitasnya. Sehingga tidak menutup kemungkinan kursi politik Bupati tidak akan dimenangkan oleh petahana.

Kehidupan politik dan demokrasi sangatlah dinamis, orientasi pemilih akan berubah-rubah seiring dengan manuver calon dalam melakukan self branding. Kegagalan dalam kontestasi politik merupakan sebuah kewajaran, karena jabatan politik membutuhkan orang-orang yang memiliki kompetensi untuk membangun rakyat, membangun daerah, membangun ekonomi, dan sebagainya. Masyarakatlah yang akan menentukan sendiri nasib Kuningan, sehingga istilah Quo Vadis Kuningan? Sangatlah tepat untuk digunakan. Semua memiliki kesempatan untuk dipilih, akan tetapi dalam berpolitik setidaknya mempunyai modal politik, modal ekonomi, dan modal sosal yang baik. Calon-calon yang berkompetisi dalam politik praktis harus menunjukkan bahwa dirinya memang pantas untuk mendapatkan jabatan politik tersebut. Selain itu, masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Kuningan menginginkan kehidupan demokrasi yang sehat serta Bupati yang berkualitas.***

Penulis: Muhammad Firdaus (Peneliti Laboratorium Ilmu Politik Universitas Andalas/Warga Kuningan)

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version