Connect with us

Hi, what are you looking for?

Business

Permainan Tradisional Kolecer, Antara Hobi dan Bisnis

KUNINGAN (MASS) – Saat musim kemarau tiba, angin-angin berhembus kencang. Di beberapa tempat, suasana seperti itu digunakan untuk menyalurkan hobinya dalam bentuk permainan tradisional, Kolecer.

Seperti juga yang terjadi di Ciketug Desa Pamulihan Kecamatan Subang, beberapa “kolecer”, kincir angin terlihat terpampang di pinggir jalan. Bahkan, di sore hari, beberapa orang dewasa dengan sengaja menonton dan sekedar menikmati suara gelegar dari kolecer-kolecer besar.

“Kalo yang gede, biasanya dari kayu baragalan, ngala ti gunung bongkok kaditu ka mandapa,” cerita Aef Rasyo, salah satu penduduk yang juga penikmat kolecer.

Aef Rasyo bercerita, kolecer memang bukan saja sekedar mainan anak-anak, tapi menjadi hobi setiap umur.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Ada itu, emang orang meubeul, tapi ya kalo lagi musim gini mah suka bikin kolecer. Bagus-bagus, ngageledug,” ujarnya dengan bahasa sunda yang khas.

Selain soal hobi, dari penuturan Aef Rasyo, Kolecer juga jadi ladang penghasilan yang lumayan besar.

“Ya kalo lagi musim gini mah, emang sengaja dipajang gitu kan di pinggir jalan, seru juga dengernya. Nah biasanya, kalo ada yang suka, nanti ditawar. Lumayan 200 ribu sampe 300 ribu,” imbuhnya.

Disebutkan Aef, penikmat kolecer yang datang dari berbagai daerah sangat antusias saat kolecer yang terpampang, bisa berputar sempurna dan bersuara nyaring.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Biasanya dari kayu baragalan yang segede pinggang itu dibagi 4, baru dibawa pake mobil, nah satu belahan itu bisa kepake 2 kolecer lah, bahan mentahnya,” tambahnya dalam cerita.

Aef menuturkan, beberapa pengrajin kolecer hanya membuatnya saja, dan membeli bahan mentah kayunya dari orang lain.

“Bahan mah paling 100 ribu, dibuat semalem juga jadi, nanti dijual 200 sampe 300 ribu. Kan lumayan tuh gede, bisa dapet jutaan lah itu gak nyampe sebulan juga, kalo pada laku,” imbuhnya.

Memang, permainan kolecer di beberapa tempat terbilang bonapid. Selain kesulitannya dalam membuat yang bagus dan sesuai selera, anak kecil saat ini juga mulai jauh dari permainan tradisional.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Kalo sekarang mah kan mau musim hujan, jadi anginnya berkurang,” pungkas Aef Rasyo. (eki)

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Education

KUNINGAN (MASS) – Jabar Bergerak Zillenial (JBZ) baru saja menggelar program Hayu Diajar Bumi Pasundan (HYDBP) di berbagai kota/kabupaten. Dan salah satunya, di Kabupaten...

Village

KUNINGAN (MASS) – Warga Desa Karoya Kecamatan Cipicung, tepatnya Dusun 2 Ciloa, memiliki cara tersendiri untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-77 tahun ini. Rangkaian...

Tourism

LURAGUNG (MASS) – Musim kemarau berkepanjangan ternyata bisa dimanfaatkan. Sekelompok anak muda Luragung berusaha keras merubah daerah aliran sungai (DAS) Cisanggarung yang arusnya kecil,...

Social Culture

KUNINGAN (MASS)- Permainan tradisional anak-anak saat ini jarang dimainkan, bahkan sudah mulai ditinggalkan. Anak-anak zaman sekarang cenderung lebih memilih permainan modern, seperti play station...

Incident

KUNINGAN (MASS) – Musibah kebakaran kembali menimpa hutan Gunung Ciremai, Selasa (18/9/2018). Hingga kini tercatat sedikitnya 50 hektar hutan kawasan TNGC yang hangus dilalap...

Business

KUNINGAN (Mass)- Bagi anda yang ingin merasakan suasana bulan puasa tempo dulu. Bisa mampir ke Hotel Horison Tirta Sanita. Pasalnya, di hotel yang berada...

Advertisement
Exit mobile version