Connect with us

Hi, what are you looking for?

Lifestyle

Perempuan Jadi Security, Komala Dewi : Kenapa Tidak?

KUNINGAN (MASS) – Pernah lihat Satpam yang satu ini ? Ya, perempuan muda, cantik dan masih lajang ini adalah salah satu dari banyak security yang bertugas di bank bjb Cabang Kuningan.

Namanya adalah Komala Dewi, perempuan yang lahir tahun 99 ini, merupakan satpam yang baru bekerja sekitar empat bulan terakhir.

Komala Dewi sendiri merupakan warga Desa Widarasari Kecamatan Kramatmulya Kuningan.

Perempuan yang mulai bekerja sejak Maret 2020 ini, saat ditemui kuninganmass.com mengaku, pada mulanya tidak pernah terbayangkan sejak kecil menjadi security.

“Dulu mah cita-citanya jadi pramugari a. Tapi sekarang lebih mirip ke pilotnya kali ya,” saat coba digoda tentang kemiripan dalam berseragam oleh kuninganmass.com beberapa waktu yang lalu.

Komala Dewi sendiri merupakan perempuan yang ramah dan hangat. Bukan hanya Komala Dewi, saat didatangi kuninganmass.com, seluruh security, berikut supervisor, menyambut dengan hangat.

Bahkan, dalam perbincangan dengan Komala tentang pengalaman sebelumnya, selalu diselingi dengan candaan dan tawa yang sewajarnya.

“Dulu lulus sekolah langsung kerja di Jakarta a, sempet pindah juga, tapi masih sejenislah, di kasir, tetep melayani banyak orang,” imbuhnya.

Meskipun satpam identik dengan laki-laki, saat ditanyai bagaimana perasaanya, Komala mengaku bangga.

Menurutnya saat ini, bekerja yang paling penting adalah halal, tidak merugikan dan nyaman sesuai potensi dan kesempatannya masing-masing.

Bagi Komala Dewi, menjadi satpam memang membanggakan. Hal itu terlihat dari caranya bercerita, terutama pertama masuk dan mengikuti pendidikan dasar (diksar, red) satpam.

Diksar yang dijalaninya selama 10 hari tersebut, sangat berkesan baginya. Apalagi awalnya, dirinya sempat ragu bisa mengikuti diksar yang sering dianggap orang-orang, pelatihannya ‘keras’.

“Tentu capek, apalagi hari-hari pertama. Tapi ya dibawa happy aja kesananya a,” tuturnya.

Dalam hal ini, dirinya juga mendapat support dari pihak keluarga. Selain karena orang tua ikut bangga, alasan jarak yang dekat juga memberikan rasa aman.

Apalagi ternyata, sejak sekolah, Komala Dewi ini punya basic beladiri, entah itu sebagai seni, maupun sebagai jurus.

“Apalagi kan Dewi di Banking hall. Jadi lebih ke pelayanannya, ngarahin nasabah ke costumer, ke teller. Kadang emang harus nenangin mereka kalo antriannya lagi banyak,” tambahnya.

Soal tugas satpam sendiri, ternyata memang memiliki dunianya tersendiri. Hal itu dijelaskan supervisor security BJB Cabang Kuningan, Sufriyadi. Sufriyadi sendiri, merupakan ‘Komandan’ dari seluruh satpam yang bekerja di BJB Cabang Kuningan.

Dijelaskannya, Bank memilih PT Nawakara Perkasa Nusantara sebagai vendor satpam. PT tersebut, merupakan tempat naungannya dan seluruh satpam lain bekerja.

“Jadi memang kita itu terpisah, (secara struktur karyawan dan fasilitas serta ketentuan lainnya, red),” ujarnya pada kuninganmass.com di hari yang sama.

Sufriyadi sendiri, sudah malang melintang di dunia keamanan dibawah naungan PT-nya saat ini, sekitar delapan tahun lamanya. Namun baru ditugaskan di Kuningan, sejak 2017 lalu.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Soal penempatan itu, disebutkan Sufriyadi, memang tergantung kebutuhan vendor.

“Memang berbeda kalo security di perbankan itu,” sebutnya.

Diterangkan, kalau di tempat lain kan hanya keamanan. Ada juga seperti di mall , yang lima puluh persen keamanan lima puluh persen pelayanan.

“Nah kalo di perbankan itu, harus seratus persen keamanan, seratus persen pelayanan,” ucapnya dengan senyum manis.

Dari penjelasannya tersebut, ternyata indikator pelayanan bagi satpam pun sangat besar.

Selain harus hafal produk-produk perbankan yang dikeluarkan pihak bank, ada juga award-award dan penghargaan yang biasanya diberikan untuk pelayanan yang dianggap paling prima. Dari mulai tingkat cabang, wilayah hingga pusat.

Di Kuningan sendiri, Sufriyadi membawahi 44 satpam yang tersebar di seluruh kantor, baik itu KCP, Kantor Kas, maupun kantor induk cabang. Dan sebagai pihak yang menjaga keamanan, tentu saja memiliki resiko-resiko keamanan yang tidak sedikit.

“Kalo nganter uang sih yang memang resiko keamannya tinggi. Tapi ya dalam pengiriman itu, kita memang nggak sendiri, ada dari pihak bank juga, supir, ada juga dari kepolisian,” tuturnya.

Meski begitu, hal yang sangat disyukurinya adalah tidak pernah terjadi hal-hal yang dikhawatirkan tersebut. Dirinya berharap, akan tetap begitu kedepannya. (eki)

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version