Connect with us

Hi, what are you looking for?

Netizen Mass

Peran Pendidikan IPS Dalam Membangun Keterampilan Sosial Di Era 4.0

KUNINGAN (MASS) – Di era globalisasi, banyak pengaruh yang telah merambah semua aspek kehidupan. Efek ini dapat menimbulkan masalah sosial seperti individualisme, egoisme, kurangnya keterampilan komunikasi yang efektif, empati rendah, kurangnya tanggung jawab, rendahnya tingkat disiplin, dan kurangnya kerja sama dalam berinteraksi di kehidupan sosial. Pentingnya peran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam membangun keterampilan sosial di era Revolusi Industri 4.0. Di era digital saat ini, kemampuan berinteraksi dan beradaptasi secara sosial menjadi semakin penting. Pendidikan IPS memiliki potensi besar untuk mengembangkan kompetensi sosial peserta didik, seperti kemampuan komunikasi, kerja sama, empati, dan pemecahan masalah.

Melalui pembelajaran IPS yang inovatif dan berbasis masalah nyata, peserta didik dapat dibekali dengan keterampilan abad 21 yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di era 4.0. Hal ini menekankan perlunya reorientasi pembelajaran IPS yang lebih menekankan pada pengembangan kecakapan hidup sosial, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, namun juga memiliki kompetensi sosial yang mumpuni untuk berkontribusi di masyarakat. Implikasi dari artikel ini adalah perlunya upaya kolaboratif antara pemangku kepentingan pendidikan untuk memperkuat peran strategis pendidikan IPS dalam mempersiapkan generasi masa depan yang siap menghadapi tantangan era digital.

Kata Kunci: Pembelajaran IPS, Keterampilan Sosial dan Globalisasi

Pendahuluan

Di era globalisasi seperti sekarang ini, pengaruh globalisasi telah merambah semua aspek kehidupan, termasuk kehidupan siswa di rumah, sekolah dan masyarakat. Selain dampak positif, gelombang globalisasi juga membawa banyak dampak negatif, termasuk permasalahan sosial nasional yang saat ini cukup mengkhawatirkan. Masalah sosial seperti telah terlihat dalam kehidupan sehari-hari siswa seperti individualisme, egoisme, kurangnya kemampuan komunikasi yang efektif, empati rendah, kurangnya tanggung jawab, disiplin rendah, kurangnya kerja sama dan interaksi dalam kehidupan sosial, juga dikenal sebagai autisme sosial atau isolasi sosial. Masalah sosial di kalangan siswa merupakan masalah yang perlu ditangani oleh semua kalangan, termasuk lembaga pendidikan, yaitu sekolah. Dalam pembelajaran, sekolah dapat menanamkan keterampilan yang dibutuhkan siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan berbangsa, khususnya pada mata pelajaran IPS yang merupakan bagian dari fungsi sekolah dalam menjaga harkat dan martabat masyarakat melalui pendidikan nilai-nilai, Pembelajaran IPS berfokus pada nilai-nilai kemanusiaan dalam institusi dan hubungan antara manusia dan lingkungannya.

Keterampilan sosial adalah seperangkat kemampuan penting bagi siswa untuk membangun dan memelihara hubungan sosial yang positif dengan teman sebaya, guru atau lingkungan masyarakat lainnya. Keterampilan sosial adalah bagian dari kompetensi sosial. Cavel dalam Cartledge dan Milburn dalam (Maryani & Syamsudin, 2009), menyebutkan bahwa kompetensi sosial terdiri dari tiga struktur, yaitu adaptasi sosial, kinerja sosial dan keterampilan sosial. Bagi anak, keterampilan dan kemampuan sosial merupakan faktor penting dalam membangun dan membangun hubungan sosial.

Di era globalisasi, banyak keterampilan yang perlu diketahui seluruh warga negara tentunya yang akan berdampak pada dunia pendidikan dan menjadi tanggung jawab seluruh kurikulum dan kegiatan sekolah untuk menuntut sekolah supaya mampu mempersiapkan peserta didik dalam berpartisipasi aktif di era globalisasi.

Pendidikan IPS, sebagai bagian dari kegiatan sekolah yang memegang peranan penting dalam berbagai keterampilan yang perlu dimiliki siswa di era globalisasi, termasuk keterampilan sosial, yang meliputi keterampilan kerja sama, keterampilan sosial dan antar budaya, keterampilan personal dan sosial. tanggung jawab, komunikasi, literasi budaya dan kesadaran global.

Pembelajaran IPS selama ini menekankan pada aspek kognitif, guru belum mengembangkan keterampilan siswa untuk menjadi warga negara yang baik dan warga dunia yang memiliki kemampuan hidup bermasyarakat, hidup berdampingan, bekerjasama dan mengatur diri , dan mengendalikan emosi dengan orang lain. Soemantri dalam (Ginanjar, 2016) berpendapat bahwa “IPS itu membosankan karena penyajiannya masih monoton dan terbuka sehingga membuat siswa kurang antusias dan menyebabkan pembelajaran kurang menarik.

Namun temuan Al-Muchtar (Ginanjar, 2016)” IPS Pembelajaran menunjukkan bahwa pada pembelajaran IPS, orientasi guru sangat cenderung memberikan proses pada mata pelajaran, sedangkan pengembangan berpikir dan bertindak belum tuntas. Fokuslah untuk menjadi warga negara yang baik”. Oleh karena itu, pengajaran IPS harus diperkuat, agar pembelajaran IPS tidak hanya terfokus pada bidang kognitif saja, namun pembelajaran IPS juga dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa sehingga mereka dapat mempersiapkan siswa menghadapi kehidupan secara lebih fungsional dan bermakna di era globalisas.(Ekaprasetya et al., 2022)

Metode

Metode penulisan artikel ini adalah studi literatur dari hasil penelitian yang sudah dipublikasikan dalam jurnal maupun prosiding nasional. Studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian. Pengertian lain tentang Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Referensi ini dapat dicari dari buku, jurnal, artikel laporan penelitian, dan situs-situs di internet. Output dari studi literatur ini adalah terkoleksinya referensi yang relefan dengan perumusan masalah (Dwitri Pilendia, 2020). Tujuan analisis literatur ini yaitu untuk memperkuat untuk memperkuat peran strategis pendidikan IPS dalam mempersiapkan generasi masa depan yang siap menghadapi tantangan era digital.

Hasil dan Pembahasan

Di era globalisasi, banyak keterampilan yang harus diperoleh setiap warga negara, termasuk oleh siswa, sangat penting bagi komunitas pendidikan, memungkinkan mereka mempersiapkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat global. Meitri Group mengusulkan empat keterampilan utama di era globalisasi saat ini, termasuk literasi era digital, modal intelektual, pemikiran kreatif, komunikasi interaktif – keterampilan sosial dan pribadi, serta hasil yang berkualitas dan terkini. Dengan banyaknya keterampilan yang harus dikuasai, sekolah perlu mengubah proses pembelajaran agar siswa dapat menguasai banyak keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup dalam masyarakat global. Hal ini termasuk dalam proses pembelajaran IPS, dimana IPS memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan keterampilan sosial siswa.

Keterampilan Sosial

Thalib (2010:159), mengungkapkan bahwa “Keterampilan sosial adalah kemampuan untuk mengatasi masalahmasalah yang timbulsebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan serta dapat menyesuaikan diri dengan aturan dan norma yang berlaku. Keterampilan sosial meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima umpan balik (feedback), memberi dan menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku dan sebagainya”.

Sedangkan menurut Widoyoko (2011: 213-214) menjelaskan bahwa “Keterampilan sosial (social skills) adalah keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup (life skills) dalam masyarakat multikultur, masyarakat demokrasi dan masyarakat global yang penuh persaingan dan tantangan. Keterampilan sosial meliputi keterampilan berkomunikasi, baik secara lisan maupun secara tertulis dan keterampilan bekerjasama dengan orang lain, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar”. Dalam pendidikan tentu ada beberapa karakteristik keterampilan sosial siswa yang harus di miliki demi hidup dalam era revolusi 4.0 yaitu : mengenali diri, mengenal emosi, empati, berbagi, menolong, keterampilan bekerjasama, dan berkomunikasi”.

Untuk lebih memahami karateristik keterampilan sosial dapat di uraikan sebagai berikut: (1) Mengenali diri, artinya bahwa anak harus memiliki kesadaran akan dirinya sendiri yang akan membantunya untuk dapat memilih diri sendiri kegiatan yang ingin dilakukan. 2) Mengendalikan emosi, seorang anak dapat mengendalikan emosinya dengan baik sehingga bisa bersikap sesuai tuntutan lingkungannya. (3) Empati, keterampilan sosial ini meliputi hubungan sosial untuk menumbuhkan saling menghargai, serta melatih kepedulian dan kepekaan sosial. (4) Berbagi, keterampilan sosial ini diperlukan anak untuk memperoleh hubungan sosial dengan membagi apa yang menjadi miliknya. (5) Menolong, dengan menolong dapat menumbuhkan kesadaran pada anak untuk membantu orang lain sehingga anak bisa diterima dalam lingkungan kelompok pertemanan. (6) Keterampilan bekerjasama dibutuhkan agar anak tidak egois, dan dapat merasakan kebersamaan dengan lingkungan sosialnya. (7) Berkomunikasi, yaitu keterampilan siswa dalam mengajukan pertanyaan secara jelas, serta cepat dan tepat mengemukakan pendapat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial merupakan keterampilan yang harus dimiliki seseorang sebagai makhluk sosial agar mampu beradaptasi dengan lingkungannya, menghadapi permasalahan yang timbul akibat interaksi dengan lingkungan dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain. Keterampilan tersebut salah satunya adalah keterampilan sosial, yang berkaitan dengan gaya belajar yang efektif dan teknik belajar yang berbeda-beda tergantung pada jenis pelajarannya. Dalam hal ini tugas orang tua adalah menjaga agar keterampilan sosial anak tetap dimilikinya dan dapat terus dikembangkan sesuai tingkat perkembangannya.(Pascasarjana & Negeri, 2019)

Peran Pendidikan IPS

Advertisement. Scroll to continue reading.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berperan penting dalam mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang aktif dan bertanggung jawab. Komponen penting dari IPS adalah pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi siswa. Keterampilan ini sangat diperlukan agar siswa dapat berkomunikasi dengan baik di lingkungan sosialnya.

Pembelajaran IPS memegang peranan penting dalam pengembangan keterampilan sosial. Menurut Bloom, keterampilan yang diajarkan dalam pembelajaran IPS adalah “keterampilan berpikir, keterampilan akademik, keterampilan sosial, dan keterampilan penelitian”. Mengenai keterampilan sosial dalam IPS, tujuan pengembangan keterampilan sosial adalah agar siswa berinteraksi dengan teman-temannya di lingkungannya sehingga mereka dapat menyelesaikan tugas secara bersama-sama dan hasil yang dicapai dapat dirasakan oleh semua orang. dari semua anggota. Perkembangan keterampilan sosial siswa sebenarnya bergantung pada guru selama proses pembelajaran. Peran guru adalah melatih, mengajar dan melatih siswa. Guru membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan dan menanamkan nilai-nilai yang baik. Dalam hal ini tugas guru IPS tidak hanya memberikan pengajaran dan materi saja, tetapi guru IPS harus mampu mengembangkan keterampilan sosial anakagar anak dapat hidup bersosialisasi dengan baik. (Umami & Musyarofah, 2020)

Peran Guru dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial Peserta Didik

Paradigma pendidikan sekarang, guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar, akan tetapi guru bertransformasi menjadi fasilitator dan motivator dalam proses pembelajaran. Dalam konteks pengembangan keterampilan sosial, guru dapat berperan sebagai contoh/modelling dalam penerapan keterampilan sosial. Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam rangka pengembangan keterampilan sosial dalam pembelajaran IPS, yaitu:

  1. Memahami tujuan pembelajaran IPS artinya guru harus benar-benar memahami bahwa pembelajaran IPS bukan sekedar menghafal atau sekedar menyampaikan fakta, konsep dan teori tentang ilmu sosial kognitif, melainkan IPS. Pembelajaran hendaknya terpadu dan mengembangkan tidak hanya ranah kognitif, namun juga keterampilan dan kemampuan afektif siswa, termasuk keterampilan sosial.
  2. Memperoleh keterampilan sosial berarti guru tidak hanya harus memotivasi siswa untuk memperoleh keterampilan sosial, tetapi guru juga harus menguasai keterampilan sosial tersebut karena guru adalah contoh/model untuk siswa.
  3. Mengintegrasikan keterampilan sosial ke dalam program RPP artinya guru harus mampu mengintegrasikan keterampilan sosial ke dalam perangkat pengajaran, dalam hal ini rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusunnya. Misalnya guru dapat menentukan kompetensi dasar apa yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan sosial, setelah menentukan kompetensi dasar, guru merencanakan indikator, tujuan pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa, kemudian guru melaksanakannya mulai tahun tersebut. . indikator dan target tersebut. dalam proses pembelajaran. Terakhir, dalam hal penilaian, guru harus mampu memutuskan bagaimana mengukur dan mengevaluasi kemampuan siswa dalam kaitannya dengan keterampilan sosial. Pengukuran dapat dilakukan dengan mengacu pada metrik yang telah disiapkan.
  4. Pelajari nilai-nilai bahan pelajaran, artinya guru harus bisa mempelajari pesan atau nilai apa saja yang terkandung dalam setiap materi IPS dari pesan atau nilai tersebut guru dapat menentukan Keterampilan sosial apa saja yang dapat dikembangkan dari materi IPS? Misalnya pada materi BPUPKI dan PPKI, guru dapat menggali nilai atau pesan di balik materi, seperti refleksi, mengemukakan pendapat, mendengarkan pendapat orang lain, menghargai pendapat orang lain dan persoalan lainnya, mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau kelompok, dan sebagainya.
  5. Menentukan metode pengajaran, artinya guru harus mampu memilih metode pengajaran mana yang tepat digunakan untuk pengembangan keterampilan sosial siswa. Karena pengembangan keterampilan sosial dalam pembelajaran IPS tidak dapat dicapai hanya melalui metode ceramah saja. Guru hendaknya mencari metode lain yang memaksa siswa langsung berlatih mengembangkan keterampilan sosial. Metode pembelajaran kooperatif pembelajaran. Metode pembelajaran Pembelajaran kooperatif dapat membantu mengembangkan keterampilan sosial siswa, karena metode pembelajaran kooperatif melatih siswa memahami perasaan orang lain, memperhatikan orang lain, mendengarkan orang lain. ‘berpendapat, mengemukakan pendapat berkomunikasi dengan orang lain, bekerja sama dan berempati dengan orang lain. Tentu saja metode pembelajaran kooperatif bukan satu-satunya metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa, namun metode pembelajaran lain juga dapat digunakan, seperti metode pembelajaran aktif sosial dan metode pembelajaran berbasis masalah.
  6. Terapkan teori ke praktik, mis. Guru untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa tidak cukup hanya tentang kebaikan dan keutamaan perkuliahan tetapi juga bagaimana guru dapat merumuskannya dan langsung dalam praktek, mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam penerapan teori yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Sebab keterampilan sosial tidak hanya ditunjukkan oleh seseorang yang memiliki pengetahuan dan informasi sosial saja, namun seseorang dapat dikatakan memiliki keterampilan sosial apabila seseorang dapat langsung mempraktikkannya.

Kesimpulan

Keterampilan sosial merupakan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik di era globalisasi ini. Dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa dalam proses pembelajaran IPS tidak cukup hanya dengan mentransfer dan mengembangkan keterampilan kognitif tingkat rendah seperti fakta, konsep, teori, namun proses pembelajaran IPS harus mampu mengembangkan keterampilan siswa terintegrasi pada ranah kognitif, afektif, dan keterampilan, termasuk keterampilan sosial, yang kini merupakan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi era globalisasi agar peserta dapat berpartisipasi secara aktif dan positif di tingkat lokal, nasional. dan kehidupan masyarakat global.

Peran guru dalam meningkatkan keterampilan siswa sangatlah penting. Guru harus mampu mengembangkan keterampilan sosial siswa dengan memahami secara benar. Tujuan IPS sebagai mata pelajaran terpadu yang dapat mengembangkan berbagai keterampilan siswa, guru harus mampu mengintegrasikan keterampilan sosial ke dalam rencana pembelajarannya dan mampu menerapkannya dalam pembelajaran. Guru juga harus menjadi role model/teladan bagi siswanya, dan guru juga harus mempunyai keterampilan sosial agar dapat mengembangkan keterampilan sosial siswanya.

Daftar Pustaka

Ekaprasetya, S. N. A., Salsabila, S. R., Arifin, M. H., & Wahyuningsih, Y. (2022).

Peran Pembelajaran IPS dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(1), 3987–3992. https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/3487%0Ahttps://www.j ptam.org/index.php/jptam/article/download/3487/2970

Umami, I., & Musyarofah. (2020). Upaya Guru IPS Dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial Siswa di MTs Rogojampi Banyuwangi Tahun 2019. Heritage, 1(1), 73–88. https://doi.org/10.35719/hrtg.v1i1.3

Siahaan, Nurhalimah. “KETERAMPILAN SOSIAL SISWA DALAM PENDIDIKAN DI ERA REVOLUSI 4.0.” (2019): 962-965.

Ginanjar, Asep. “Penguatan peran ips dalam meningkatkan keterampilan sosial peserta didik.” Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN 1.1 (2016): 118-126.

Penulis: Nurmazidah – Mahasiswa UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Advertisement
Exit mobile version