Connect with us

Hi, what are you looking for?

Netizen Mass

Pentingkah Pendidikan Bagi Anak Jalanan?

KUNINGAN (MASS) – Pendidikan diadakan untuk memajukan Indonesia sebagai alat pertahanan dalam mempertahankan nilai-nilai budaya lokal yang ada di negara kita. Setinggi-tingginya atau serendah-rendahnya martabat manusia, mereka memiliki hak untuk mengenyam pendidikan. Karena pendidikan bukan untuk keperluan hidup tetapi untuk mempertahankan hidup manusia.

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap orang. Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasiaonal Indonesia) menjelaskan bahwa pendidikan ialah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, yang berarti pendidikan yaitu menuntun sesuatu kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anaggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya (Haris C, 2020).

Pendidikan di daerah perkotaan sudah selayaknya untuk mendapatkan akses yang mudah dan memiliki kualitas dan kuantitas yang bagus dari segi layanannya kepada masyarakat maupun dari segi manajemen sekolahnya. Namun, sangat disayangkan apabila fenomena yang muncul saat ini bahwa masih ada saja kasus anak putus sekolah di daerah perkotaan. Fenomena sosial yang muncul dari perkembangan masalah ekonomi yang tidak merata di daerah perkotaan, yang mengakibatkan timbul banyaknya anak jalanan.

Anak-anak jalanan yang tidak mendapatkan pendidikan biasanya disebabkan dari faktor lingkungan keluarganya seperti masalah ekonomi, kurangnya tanggung jawab orang tua dan kemalasan yang berasal dari diri anaknya sendiri. Tidak mendapatkan pendidikan memutuskan mereka untuk turun dan mencari nafkah di jalanan.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Anak-anak inilah yang biasa kita sebut sebagai anak jalanan. Anak jalanan didefinisikan sebagai anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya. Biasanya kondisi fisiknya lusuh, tidak pernah terawat, kulitnya berwarna coklat karena sengatan sinar matahari yang bercampur dengan asap kendaraan.

Anak-anak jalanan tersebut seharusnya mengenyam pendidikan, namun karena tuntutan ekonomi keluarganya dan kurangnya pemahaman tentang pentingnya pendidikan membuat mereka terpaksa turun ke jalanan dan menjadi tulang punggung keluarganya. Kebiasaan anak jalanan yang menerima uang dari hasil ngamen membuat mereka lebih mementingkan sesuap nasi dibandingkan pendidikan. Karena menurutnya tanpa pendidikan mereka sudah dapat menghasilkan uang dan membiayai kehidupan mereka (Fetriani, Zulyan, Hasibuan M, Saputra E & Qurniati A, 2007).

Begitu sulit jalan bagi anak jalanan dalam mendapatkan pendidikan. Kondisi anak jalanan yang telah diuraikan di atas menjadi salah satu tantangan dalam menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pendidikan anak jalanan itu sendiri. Anak jalanan juga merupakan bibit bangsa yang dapat memajukan negara.

Oleh karena itu, anak jalanan berhak mendapatkan pendidikan seperti anak lainnya. Dengan adanya pendidikan yang layak, masa depan anak jalanan akan lebih cerah. Namun, kita ketahui tidak semua anak jalan menganggap pendidikan itu tidak penting karena manusia bertindak atas kesadarannya sendiri, seperti keinginan untuk mengamen atau mengemis tidak lain untuk memenuhi kebutuhannya sebagai biaya pendidikan dan biaya hidupnya. Pemikiran ini yang menjadikan mereka dewasa sebelum masanya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Anak jalanan selain membutuhkan pendidikan juga membutuhkan pendidikan karakter. Selama ini anak jalanan kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya terlebih anak jalanan yang turun kejalanan dengan berbagai alasan diantaranya karena disuruh orang tuanya untuk berkerja mengumpulkan uang. Anak jalanan yang melakukan aktivitas di jalanan sudah merasakan bagaimana rasanya mendapatkan uang, tidak jarang dari anak jalanan yang tergiur untuk ikut ke jalanan demi untuk mendapatkan uang. Ada juga alasan mereka terjun ke jalanan karena disuruh orang tua, dengan orang tua mengharapkan anaknya untuk mengamen, secara tidak langsung membentuk karakter anak tersebut sesuai dengan kehidupannya yaitu hidup di jalanan (Putra M, Mutiani M & Jumriani J, 2021).

Upaya untuk mengembalikan anak jalanan agar tidak banyak membuang waktu ke jalanan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua. Salah satu upayanya yaitu mengadakan penyuluhan tentang betapa pentingnya jenjang pendidikan bagi anak-anak. Adapun upaya pemerintah dalam mendirikan layanan pendidikan gratis yang siapapun dapat mengikutinya tanpa ada biaya yang dikeluarkan. Hal ini dapat membantu mereka mengurangi aktivitas di jalanan.

Layanan pendidikan dijadikan sebagai sebuah lembaga untuk membantu penanganan anak jalanan dan merupakan sebagai pusat kegiatan pendidikan bagi anak jalanan yang bertujuan untuk memberikan sebuah pendidikan seperti pembelajaran dan pendidikan karakter. Hal ini akan membentuk perilaku mereka agar lebih baik lagi dan berakhlak karimah untuk masa depannya.

Tujuan lain dari didirikannya layanan pendidikan ini yaitu untuk memberikan kehidupan yang layak bagi mereka yang kurang beruntung agar bisa mendapatkan pendidikan seperti halnya orang yang mampu untuk besekolah, agar mereka tidak menjadi anak yang tidak memiliki cita-cita atau tujuan hidup. Selain mendapatkan pendidikan, mereka juga dibina dan dibimbing untuk berubah agar memiliki masa depan yang lebih baik seperti anak yang memiliki keluarga lain yang berkecukupan. (Putra M, Mutiani M & Jumriani J, 2021).

Advertisement. Scroll to continue reading.

Proses pemberdayaan anak jalanan seperti ini merupakan bentuk pemberian kekuatan pada anak jalanan agar dapat berperan dalam kehidupan bermasyarakat. Pemberdayaan anak jalanan dapat dilakukan melalui layanan pendidikan yang sudah dijelaskan di atas.

Layanan pendidikan ini digunakan sebagai tempat dimana anak-anak jalanan akan mendapatkan kegiatan pembelajaran. Dengan cara lain maka pembelajaran menjadi lebih bermakna karena adanya peran orang dewasa dalam kegiatan ini. Anak akan merasa lebih diperhatikan dan merasakan kasih sayang yang tidak mereka dapatkan dari orang terdekat khususnya orang tuanya sendiri. Anak-anak jalanan ini akan lebih percaya diri dan semangat untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran (Sujarwo, 2007).

Melalui kegiatan ini diharapkan anak-anak jalanan menjadi sadar tentang pentingnya Pendidikan. Sehingga, anggapan mereka yang mengatakan tanpa pendidikan mereka sudah dapat menghasilkan uang dapat diubah. Mereka harus tetap sekolah sekalipun harus mencari uang dengan harapan mendapatkan masa depan yang cerah. Layanan pendidikan yang belum luas penyebarannya dan masih dalam ruang lingkup yang terbatas perlu dilakukan kegiatan lebih lanjut dengan melibatkan masyarakat dan lembaga pemerintahan lainnya.

Agar dapat menemukan solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan pendidikan untuk semua kalangan khususnya anak jalanan. Masyarakat juga harus lebih peduli pada anak-anak yang kurang beruntung dalam mendapatkan pendidikan yang layak. Sehingga tidak ada lagi anak yang tidak sekolah kerana faktor kemiskinan atau lainnya.***

Advertisement. Scroll to continue reading.

Penulis: Alifah Ayu Lestari
Mahasiswa Semester 2 Tadris Biologi
IAIN Syekh Nurjati Cirebon

DAFTAR PUSTAKA
Fetriani, Zulyan, Hasibuan M, Saputra E & Qurniati A. (2007). Pentingnya Pendidikan Bagi
Anak Jalanan. Journal of Community Services, 2(1).
Haris C. (2020). Solidaritas Sosial dalam Pembinaan Anak Jalanan. Indonesia:
LeutikaPrio.
Putra, M. A. H., Mutiani, M., & Jumriani, J. (2021). Pendidikan Karakter Anak Jalanan di
Sekolah Kelas Khusus Pasar Lima Banjarmasin. Jurnal Mahasiswa BK An-Nur:
Berbeda, Bermakna, Mulia, 7(2), 32-36.
Sujarwo. (2007). Model Pembelajaran Tematik Bagi Anak Jalanan. Yogyakarta: UNY.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Headline

KUNINGAN (MASS) – Rupanya selain Jodi di Desa Margabakti Kecamatan Kadugede, rumah yang tidak layak huni di Kuningan itu masih banyak. Ambil contoh rumah...

Advertisement
Exit mobile version