KUNINGAN (MASS) – Suasana haru menyelimuti puncak Gunung Ciremai pada 17 Agustus tahun 2025, saat para pendaki merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80 dengan mengibarkan bendera Merah Putih di ketinggian 3078 MDPL. Salah satu pendaki asal Ciawigebang, Pramedika, berbagi cerita tentang perjalanan seru dan melelahkan yang ia jalani menuju puncak tertinggi di Jawa Barat ini.
Perjalanan Pramedika dan timnya dimulai dari jalur Apuy di Majalengka. Dengan ritme santai, mereka tidak menargetkan untuk segera sampai, melainkan lebih fokus pada pengalaman dan keindahan alam sekitar.
“Perjalanan menuju puncak cukup melelahkan, tapi kami sangat menikmati setiap momen,” tutur Pramedika kala diwawancara kuninganmass.com pada Senin (18/8/2025).
Ia bersama temannya berangkat dari rumah sekitar pukul 09.00 WIB pagi hari dan tiba di basecamp pada pukul 11.30. Sebelumnya, mereka mendaftar secara online melalui situs resmi Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Setibanya di basecamp, ia dan tim melakukan persiapan dengan packing barang-barang yang diperlukan selama pendakian.
“Kami juga melakukan konfirmasi pendaftaran dan pemeriksaan kesehatan sebelum berangkat,” tambahnya.
Setelah semua prosedur selesai, mereka membayar biaya sebesar 20.000 untuk cek kesehatan di lokasi tersebut dan memulai pendakian sekitar pukul 12.30. Di pos pemeriksaan, barang-barang yang dibawa juga diperiksa untuk memastikan keselamatan selama pendakian.
Karena moment yang spesial merayakan 17 Agustus di atap jabar pendakian gunung Ciremai via Apuy pun tergolong ramai sampai ia tidak kebagian camp di pos atas. “Kami ngecamp di pos 3, karena pos 4 dan 5 sudah penuh,” jelas Pramedika.
Dengan semangat yang tinggi, mereka melanjutkan perjalanan dan melakukan summit attack dari pos 3 pada pukul 02.30. “Kami mulai summit jam 02.30 WIB sampai di puncak sekitar pukul 05.10. Rasanya luar biasa bisa sampai di sini,” tambahnya.
Momen pengibaran bendera Merah Putih dimulai saat pagi hari di tanggal 17 Agustus, menambah keistimewaan perayaan kemerdekaan bagi para pendaki. “Melihat bendera berkibar di puncak tertinggi Jawa Barat adalah pengalaman yang tak terlupakan,” tutur Pramedika.
Pelayanan untuk pendakian di jalur Apuy juga mendapatkan apresiasi dari Pramedika. “Dari pemeriksaan awal barang yang dibawa, hingga pengecekan di pos 1 untuk pendaki yang mendaftar online, semua berjalan baik,” ujarnya.
Saat turun, mereka kembali melewati pos 1 untuk pemeriksaan barang, termasuk menghindari pembawa bunga edelweiss dan tisu basah yang dilarang. Pengalaman ini menjadi pengingat bahwa kemerdekaan bukan hanya dirayakan dengan kemeriahan, tetapi juga dengan kesadaran akan pentingnya menjaga alam.
“Kami berharap momen ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk mencintai dan menjaga lingkungan,” pungkas Pramedika. (raqib)