KUNINGAN (MASS) – Sumber Daya Manusia (SDM) yang semakin maju berpengaruh terhadap perkembangan teknologi. Inovasi – inovasi baru terus dikembangkan terhadap dunia teknologi. Media komunikasi salah satunya. Hampir semua manusia di seluruh dunia memerlukan atau bahkan membutuhkan media komunikasi antara satu dengan yang lainnya.
Perusahaan–perusahaan yang menekuni bidang teknologi khususnya media komunikasi, terus mengeluarkan produk baru yang mampu memikat hati masyarakat, sehingga produk mereka paling diminati di pasardunia. Dari mulai surat kabar, radio, televisi, bahkan benda kotak dalam genggaman atau populer disebut dengan handphone. Seiring berkembangnya zaman, handphone mengalami perkembangan pada sistem perangkatnya, sehingga menghasilkan suatu produk yang lebih canggih dari sebelumnya. Masyarakat sering menyebutnya handphone pintar atau smartphone, bahasa kerennya gadget. Karena bentuknya yang minimalis dan mudah dibawa, kapanpun dan dimanapun kita dapat mengetahui berbagaimacam berita di seluruh dunia hanya dengan sekali sentuh pada layar gadget kita.
Terlepas dari kecanggihannya, dampak positif dan negatifpun dapat kita rasakan dalam menggunakan smartphone tersebut. Dampak positif maupun negatif yang diperoleh tergantung bagaimana cara kita memanfaatkannya. Dampak positif yang dapat kita rasakan diantaranya adalah kita bisa langsung mengetahui berbagai informasi yang tersebar di berbagai penjuru dunia, memudahkan dalam melakukan berbagai pembayaran, bahkan kita dapat dijadikan sebagai sumber usaha, dan lain sebagainya. Sedangkan dampak negatif yang diperoleh diantaranya adalah jika terlalu sering berhadapan dengan layar gadget dapat membuat kerusakan terhadap mata, karena sinar yang di pancarkan pada layar gadget dapat menimbulkan radiasi. Tidak menutup kemungkinan konten–konten yang seharusnya tidak di jadikan tontonan malah tersebar luas dan dapat dengan mudah di akses, bukan hanya oleh kalangan orang dewasa dan remaja, bahkan anak – anak dapat dengan mudah menikmanya. Sebagai contohnya situs–situs pornografi. Tak jarang kasus kejahatan cyber crime juga marak terjadi.
Dampak yang paling buruk menurut pandangan saya dalam penggunaan gadget yaitu akan menimbulkan kecanduan. Kenapa ? karena segala sesuatu yang berlebihan akan berdampak sangat tidak baik bagi pelaku itu sendiri. Seseorang yang sudah mengidap penyakit kecanduan gadget mereka akan melupakan dunianya, mereka cenderung lebih memilih berdiam diri di dalam dunia yang mereka buat sendiri, itu membuat mereka seakan–akan terisolasi dari dunia nyata. Mereka lebih sering berbicara melalui dunia maya dari pada dunia nyata, sehingga akan sulit berkomunikasi dengan sesame dan cenderung menutup diri terhadap lingkungan sekitar. Banyak waktu yang akan terbuang percuma, kebanyakan waktu dihabiskan mereka untuk berselancar di dunia maya, bahkan mereka lebih nyaman mengungkapkan keluh kesahnya di dunia maya, sehingga hal yang seharusnya bersifat privasi malah dipublikasi.
Bagi seorang pelajar yang memiliki penyakit kecanduan gadget akan lupa terhadap tanggungjawabnya sebagai pelajar, yakni belajar. Bagi pelajar putra, mereka lebih memilih meggunakan waktu belajar mereka untuk bermain game online, sedangkan pelajar putrid lebih memilih waktu belajar mereka untuk mencari berita–berita yang menurut saya itu sama sekali tidak bermanfaat. Seperti mencari tahu kegiatan artis favorit mereka atau bahkan mengumpulkan followers sebanyak–banyaknya.
Jika hal tersebut sudah terjadi pada diri seseorang, maka tidak menutup kemungkinan bahwa perilakunya akan berubah 180°, itu akan berpengaruh terhadap akhlak dalam kehidupan sehari –hari. Pecandu gadget yang sudah asyik dalam dunia yang mereka buat sendiri akan mengabaikan apapun yang ada di sekitar mereka. Mengacuhkan perintah orang tua, melupakan tanggungjawab untuk beribadah kepada Sang Pencipta, bahkan mereka lupa terhadap kebutuhan diri mereka sendiri.
Para pecandu gadget cenderung memiliki sifat anti sosial yang tinggi, sehingga menimbulkan ukhuwah atau rasa kekeluargaan yang semakin renggang. Bahkan bisa saja mereka mengaplikasikan perbuatan yang tidak baik yang diperoleh dari dunia maya ke dalam dunia nyata. Sifat boros sudah melekat pada diri pecandu gadget, rela menyisihkan uang mereka untuk membeli paket internet, berselancar di dunia maya sesuka hati dan menikmati dunia yang mereka buat sendiri. Mereka lebih banyak memiliki teman di dunia maya ketimbang di dunia nyata, padahal menurut saya itu semua hanya kepalsuan belaka. Kadangkala pecandu gadget melakukan suatu perbuatan di luar batas kewajaran, seperti menirukan adegan–adegan yang tidak senonoh yang mereka tonton melalui gadget.
Miris. Di zaman modern ini, pengguna gadget bukan hanya di kalangan dewasa dan remaja, tetapi sudah merambat di kalangan anak–anak di bawah umur. Seakan–akan gadget menjadi mainan baru bagi mereka. Masa kecil yang seharusnya dihabiskan untuk bermain bersama teman sebaya malah disita habis dengan bermain game online di gadget mereka. Padahal dulu permainan anak–anak sangat menyenangkan. Bermain layang–layang, sepak bola di lapangan, lompat tali, petak umpet, bahkan bermain kejar–kejaran yang dilakukan bersama teman, menimbulkan tawa yang begitu renyah jika di dengar. Tetapi itu semua terlenyapkan dengan seketika seiring hadirnya gadget dalam genggaman.
Dampak buruk yang ditimbulkan gadget akan semakin menjadi jika sejak dini anak–anak generasi sudah disuguhkan dengan benda kecil tersebut. Ironis memang, gadget lebih diminati dan bahkan menjadi hadiah yang sangat dinanti–nanti. Padahal, tidak ada manfaatnya sama sekali jika gdget diberikan kepada anak–anak yang belum tau pasti apa manfaat dari gadget itu sendiri. Bisa–bisa, apa yang mereka lakukan dengan gadget itu justru menjerumuskan mereka ke dalam hal–hal negatif. Bahkan masa depan mereka bisa terancam.
Sudah sepatutnya bagi orang tua mengawasi anak–anak mereka sejak dini. Menanamkan pendidikan yang bisa membentuk karakter mereka menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Bukan hanya itu, orang tua juga mempunyai peran yang sangat penting demi masa depan si buah hati. Nah, untuk itu diharapkan para orang tua bisa lebih bijak dalam pemberian fasilitas komunikasi terhadap anak–anaknya, khususnya gadget.***
Penulis : Sindi Nurahmawati (Juara 3 Lomba Opini HIMA PAI UNISA/Siswi kelas 3 PAI MAN 1 Kuningan)